Langsung ke konten utama

Kepada yang Ditinggalkan

Untukmu yang tengah bersedih hatinya, mari ke sini duduk di hadapanku. Aku akan bercerita sesuatu. 
Kata orang, kehilangan bukanlah akhir dari segalanya. Kehilangan hanyalah sebagian kecil dari proses kehidupan yang maha rumit. Jadi kamu tidak perlu larut di dalamnya. 
Mari, sandarkan kepalamu yang penat itu di bahuku. Atur posisi senyaman mungkin. Aku tahu kamu lelah. Aku lihat peluhmu. Aku hapal setiap helaan napas yang keluar dari bibirmu. Aku tahu persis berapa banyak air matamu yang kamu buang untuknya. Aku juga paham berapa banyak waktumu yang telah kamu sia-siakan bersamanya. Dan aku menyimak dengan detail setiap episode kehidupan kamu dengannya. Matamu tidak bisa berbohong kalau kamu tengah menyimpan duka. Dua kata: kamu tangguh. 
Tapi dengar, kamu hanya butuh jeda, sayang. Sejenak dari semua ini. Menangislah di bahuku. Sepuasmu. Basahi saja pundakku. Buang semua sedihmu di sana. Dan setelah itu, mari ke sini ku bisikkan sesuatu. 
Kadang, Tuhan Maha Pencemburu. Ketika kita mencintai seseorang sepenuh hati, Dia cemburu. Ketika Dia mulai terabaikan, Dia cemburu. Ketika kita mendahulukan orang lain ketimbang Dia, Dia cemburu. Makanya Dia mengambil kebahagiaan itu sementara darimu. Untuk menguji, masihkah kamu mencintai Dia. Masihkah kau mau berserah kepadanya, atas semua yang sudah kamu lalui ini. 
Untukmu yang tengah bersedih hatinya, sudahlah. Hidup bukan seperti kantong Doraemon yang selalu bisa mewujudkan apa yang kamu mau. Ketika apa yang kamu inginkan, usahakan, dan doakan setiap sepertiga malam tak sejalan dengan kenyataan, disitulah ikhlas dibutuhkan. Bangunlah sekarang, sudahi tangismu. Kamu terlalu cantik untuk menangis. 
Sekarang, berjanjilah padaku. Hapus tangismu, lanjutkan mimpi-mimpimu yang sempat tertunda karena dia. Katamu kamu tak kapok mendaki gunung setelah kamu merasa hampir mati saat pendakian pertamamu. Aku tertawa sangat keras saat kamu bercerita seperti itu. Katamu kamu juga masih ingin berenang bersama ikan-ikan dan penyu. Dan kamu juga bilang, masih banyak senja yang belum kamu lihat di setiap sudut pantai yang ada di semesta ini. 
Kejarlah. Kemasi bajumu, tenteng ransel kumalmu itu. Wujudkan semuanya. Dan jika sudah kamu lakukan itu, jangan lupa fotokan untukku ya. Kalau bisa lengkap dengan senyum paling teduh yang pernah kamu punya. Selamat malam.

Sebelumnya telah ditayangkan di : 
http://www.hipwee.com/narasi/kepada-yang-ditinggalkan/ (dengan sedikit pengubahan) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017