Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Sampahmu, Harga Dirimu

iya, gambarnya emang gak nyambung pict by: http://hdqwalls.com Kepintaran ternyata gak melulu berbanding lurus dengan kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.   Gak tau kenapa ya, gue selalu ilfil melihat jenis manusia yang suka males atau buang sampah sembarangan. Mau seganteng, sepintar, se-gawl, secantik, dan se-se lainnya, kalo itu orang buang sampah sembarangan, mereka tetep NORAK di mata gue.  Jadi ceritanya, seperti biasa sore itu penyakit kronis gue (laperan) kambuh lagi. Penyakit cepat lapar yang membuat gue harus turun dari lantai 23 ke lantai dasar, trus nyebrang ke gedung sebelah, terus naik lagi ke lantai 8 buat jajan di minimarket yang berada di dalam gedung tersebut. Beruntung, gue punya salah satu kawan baik yang mau aja membantu gue mengobati penyakit tersebut.   Sesampai di minimarket, gue langsung mengambil satu cemilan dan satu kotak susu kesukaan gue. Sehabis membayar di kasir, duduklah tuh gue di beberapa kursi yang ada di dalam minimarke

Lampau

Dia masih setia mengenakan kemeja hijaunya. Dengan lengan yang digulung sampai siku, jam tangan di sebelah kiri, dan beberapa gelang aneh yang ntah dari negara mana lagi dipakainya. Ya, dia masih pria yang sama yang kukenal 4 tahun lalu. "Ku pikir waktu bakal mengubah kamu, ternyata tidak. Kamu masih sama", kataku kepadanya siang itu. Di tengah kesibukanku, aku mencuri waktu bertemu. Seperti pertemuan-pertemuan sebelumnya, dia datang dengan tiba-tiba, lalu pergi. Seperti dulu, dia memaksaku untuk memberi sedikit ruang lagi di hatiku untuknya meski sudah diisi lelaki lain. Tapi setelah ruang itu ada, kemudian dia tiba-tiba pergi. Bangsat memang.  "Jadi kenapa kamu nyari aku lagi? Di sana jokes recehmu gak laku ya?," tanyaku lagi. "Kanada dingin. Aku rindu kamu. Kamu satu-satunya makhluk di dunia ini yang benci sekali dengan udara dingin," jawabnya.  "Rindu? Haha. Rindu hanya untuk orang yang lemah. Kamu tau aku," jawabku. 

Menikah: Tentang Mencintai Sedalam-Dalamnya, Memaafkan Seluas-Luasnya

Sejujurnya nih ya, gak ada seujung kukupun gue punya hak ngasi wejangan apapun soal pernikahan. Wong gue baru menikah bulan September lalu. Tapi berhubung karena ini blog gue dan gue bebas mau nulis apa, ya udah la ya... Mungkin di luaran sana banyak buku yang menulis tentang "Key secret to succesful marriage" atau "How to have a happy marriage" atau buku-buku tentang pernikahan yang bahagia lainnya. Tapi gue gak yakin ada manusia yang mencoba mempraktekkan apa yang tertulis di buku tersebut 100 persen. Gue pikir gak ada rumus baku yang mengajarkan bagaimana menciptakan pernikahan yang awet dan harmonis. Setiap manusia itu berbeda-beda. Yang tau karakter pasangan kita adalah kita sendiri. Jadi ya, yang tau caranya ya (mungkin) kita.  Beberapa minggu sebelum menikah, gue sempat meminta nasihat dari orang-orang terdekat gue.  Banyak banget saran dan masukan yang gue dapat. Ada yang bilang, kalo sudah punya pasangan nanti jangan membanding-bandingkannya d