Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2018

Dialog Diri: Sebuah Proses Menerima

Ada beberapa hal yang sulit dalam hidup. Selain memutuskan pilihan antara makan rendang atau gulai udang, hal paling sulit lainnya dalam hidup menurut gue adalah proses  menerima - dalam hal apapun itu. Sebagai manusia yang terlahir dengan DNA ego yang tertanam di dalam setiap sel tubuh gue, proses menerima itu menjadi sulit karena seolah-olah harus meruntuhkan sebagian harga diri gue. Ada semacam "tembok" besar yang terbendung di pikiran gue, kalo gue gak harus menerima begitu saja hal-hal yang tidak sesuai dengan ego gue. Egois memang. Ya, begitulah gue. Tapi, hidup gak didesain untuk mengikuti mau gue aja. Berkali-kali gue dibuat menangis sejadi-jadinya dan berdarah berkali-kali karena mau gak mau gue harus mau "menerima" banyak kenyataan. Menerima kalo gue pernah kehilangan, menerima kalo gue harus kalah, dan menerima kalo otak manusia itu pada dasarnya diciptakan sama, tapi cara menggunakannya saja yang berbeda. Yap. Menerima ternyata serumit itu.

Teman Tapi Toxic

Katanya temen, tapi kok toxic? Dalam circle dunia pertemanan, tentu kamu pernah menemukan spesies teman yang seperti ini. Mereka yang mau enaknya aja. Mereka yang gak mikir suka nyusahin orang. Dan yang paling bahaya, mereka yang suka mengeluarkan jurus " Pakai duit lo dulu atau ntar gue transfer ". Manusia kayak gini enaknya diapain ya? Alkisah, dulu, dulu banget, gue pernah punya teman (sebut saja Tejo) yang seperti ini. Hari-hari gue sering dibuat kesel sama dia. Saking keselnya, dia lagi gak ngeselin pun gue tetep kesel. Kesel-lah pokoknya.  Si Tejo ini orangnya gaul abits. Tipikal milenial Ibu kotalah dandanannya. Kemeja, sneakers, tas ala ala Nama Studio, dan gadget freak pastinya. Tejo suka cerita kalo weekend dia selalu habiskan dari satu cafe ke cafe yang lain demi feed instakhram yang aesthethic. Ya gue gak masalah, mungkin itu salah satu cara dia mewaraskan diri tinggal di Ibu kota yang kadang gak waras ini. Tapi, yang bikin gue KZL adalah omongan