Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

Miracles #30harimenulis

From up above I heard The angels sing to me these words. And sometimes in your eyes I see the beauty in the world. Oh, now I'm floating so high. I blossom and die. Send your storm and your lightning to strike Me between the eyes, Eyes Sometimes the stars decide To reflect in puddles in the dirt. When I look in your eyes I forget all about what hurts. Oh, now I'm floating so high. I blossom and die. Send your storm and your lightning to strike Me between the eyes And cry. Believe in miracles. Oh hey, I'm floating up above the world now! Oh hey, I'm floating up above the world now! Oh yeah, yeah, yeah! Ps: When I look in your eyes, I forget all about what hurts <3 foto: Instagram  +Coldplay  

Hijabers, Begini Tips Kondangan Anti Ribet ala Gue #30harimenulis

Tim yang suka ribet kalo mau pergi kondangan mana suaranya? sekali-sekali yang punya blog narsis gak papa yua~ Sejatinya, setiap wanita pasti selalu ingin tampil paripurna dan cetar membahana baday katrina di setiap kesempatan. Terlebih untuk special occasion seperti kondangan. Kondangan jam 11 siang, siap-siapnya bisa dari jam8 pagi. (pengalaman pribadi hehe).  Apalagi kalo kita pakai hijab, pasti bakal lebih lama lagi siap-siapnya. Pertama, karena harus keramas dan tentunya ngeringin rambut. Gak mau kan, rambut kamu jadi bau apek karena masih basah udah dipasangin hijab? Kedua,  matching-matchingin baju sama hijabnya. Ketiga, kalo kamu niat make jilbab yang diuntel-untel plus bros yang bling-bling kayak lampu disko. Beuhhh , bisa-bisa pengantinnya kalah cetar dibanding kamu.  Nah, gimana caranya supaya kamu gak ribet saat mau kondangan? Ini sedikit tips dari gue ya monggo disimak. Okeh, Lets go ! 1. Prepare its a must ! Ibarat hukum islam, mempersiapkan seg

Kalau Kata Kakek Pram... #30harimenulis

1. Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. 2. Menulis adalah bekerja untuk keabadian. 3. Tahu mengapa aku sayangi kau lebih dari apapun? Karena kau menulis. Suaramu takkan padam ditelan angin, akan abadi, sampai jauh, jauh di kemudian hari. 4. Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai. 5. Menulislah sedari SD, apa pun yang ditulis sedari SD pasti jadi. Foto:http://islandsofimagination.id/web/ 

Di Hadapan Diskonan, Kita Semua Lemah dan Tak Bisa Apa-Apa #30harimenulis

Ada yang tau Papaya? Bukan buah berwarna oranye, berbiji hitam, yang rasanya manis yang enak dimakan pas dingin-dingin ya. Papaya maksud gue di sini adalah minimarket asal Negeri Sakura yang berlokasi di kawasan Melawai, Blok M. Papaya Fresh Market ini kalo di Indonesia seperti Giant tapi versi mini. Terus apa bedanya? Kalo mau bilang Papaya seperti Indomaret atau Alfamart, kayaknya gak pas. Karena Papaya ini gak cuma menjual barang-barang yang seperti di Indomaret kebanyakan, tapi juga menjual bahan makanan mentah sehari-hari seperti ayam, ikan, sayur, buah, dll. Harganya juga relatif lebih murah, karena ada beberapa item yang gue coba bandingkan dengan minimarket sebelah ternyata selisih hingga Rp5.000an. Lumayan bangetkan? Terus apa yang menarik dari Papaya? Di sana ngejual frozen food yang kalo jam 8 malam ke atas didiskon abis 50%!! Gila gak tuh? Frozen food yang dijual di sini juga macem-macem. Karena ini supermarket dari Jepang, makanan yang dijual juga serba Jejepangan don

Rezeki Gak Melulu Soal Materi #30harimenulis

Saya adalah salah satu orang yang dari dulu percaya, bahwa rezeki itu gak melulu berbentuk materi. Bahwa Tuhan menunjukkan bukti kasih sayangnya dalam bentuk rezeki kepada hambanya dengan berbagai macam wujudnya. Sahabat yang baik itu rezeki. Badan yang sehat itu rezeki. Bisa ketawa ketiwi itu rezeki. Keluarga yang bahagia itu rezeki. Orangtua yang sehat itu rezeki. Lingkungan kerja yang baik itu rezeki. Bisa tidur dengan nyaman itu rezeki. Ilmu yang bermanfaat itu rezeki. Kalau kita sudah memiliki semua ini, masih perlukah kita iri? Foto by: Mas Waiter @Tjap Toean

Ada #30harimenulis

Ada orang yang merasa pintar dan sibuk membuktikan bahwa dirinya pintar tanpa dia sadari dengan cara yang sama sekali tidak pintar. Ada. Ngakak bole nda?

Kita Butuh Rasa Takut Supaya Kita Kuat #30harimenulis

Dalam keadaan darurat, cemas plus takut, sesuatu yang kita anggap gak mungkin ternyata bisa jadi mungkin terjadi. Apa yang gue alami hari Selasa(23/1) contohnya. Gue sanggup turun tangga darurat dari lantai 23 ke lantai 1 gedung kantor tanpa berhenti demi menyelamatkan diri dari gempa di Jakarta yang terjadi siang tadi. Pas nyadar, gue udah di lantai 1 aja.  We O We kan???? Gak pernah terbayangkan, akhirnya gue mencoba menjajal ratusan anak tangga darurat turun 23 lantai di gedung tempat gue bekerja sehari-hari. Masa bodo deh dengan tips bugar nomer 1 di kantor: gunakan tangga ketimbang lift. Gue terlalu sayang sama lemak gue soalnya. Lha ngapain naik tangga, secara gue anaknya menjunjung tinggi kepraktisan, makanya gue lebih memilih menggunakan lift.  Seperti biasa, abis solat Zuhur gue melanjutkan kerjaan ketikan naskah abis liputan tadi pagi yang belum kelar. Di sebelah gue duduk Arief, dan di depan gue ada Andre. Hari ini gue duduk diapit dua pria berbadan besar namun ram

Di PHP-in Mas Ojol #30harimenulis

Salah satu kebiasaan buruk gue adalah suka menunda-nunda. Apa aja gue tunda. Kerjaan gue tunda. Bangun gue tunda, diet gue tunda. Bahkan kadang ibadah pun suka gue tunda :(( *jangan ditiru plis*. Akibat kebiasaan menunda-nunda yang kebanyakan itu, semuanya numpuk di akhir dan guenya kewalahan sendiri. Jadi, mentang-mentang jarak kosan ke kantor naik Uber cuma bayar Rp2.500 (which is itu lebih murah dari busway, dan aku suka kemurahan), gue suka males-malesan bangun pagi buat ke kantor. Udara Jakarta Senin ini emang bikin mata seperti ditiban batu bata alias berat banget. Ditambah kasur gue kayaknya didesain dengan teknologi mutakhir yang sangat menyamankan penggunanya. Gue bener-bener dibuat tidak bisa beranjak dari kasur saking nyamannya.  Sebenernya, gue udah bangun dari jam setengah 6. Berhubung gue lagi gak solat, alarmnya gue skip dan gue tidur lagi karena jadwal masuk kantor masih lama yaitu jam 10 pagi. Biasanya, abis Subuhan gue suka jejingkrakan aerobik sendirian di

Yang Saya Panggil Dengan Sebutan Rumah

Ada sebuah rumah. Bentuknya sederhana. Ukurannya tidak begitu besar, tapi bangunannya tinggi menjulang. Rumah tersebut diberi pagar sekelilingnya, tapi tidak digembok. Mungkin si pemilik rumah sengaja, jika ada yang berminat dengan rumah ini mudah untuk memasukinya.  Awalnya, rumah itu terlihat asing bagi saya. Maklum saja, saya baru menemukannya. Itupun secara tidak sengaja. Saya menemukannya justru saat saya berhenti mencari.  Dengan ragu-ragu, saya berjalan perlahan tapi pasti. Saya buka pagar rumah tersebut dan melangkah masuk. Rumput liar tampak memenuhi halaman rumah yang tidak terlalu luas. Di sudut halaman, terdapat jejeran lampu taman yang sudah tidak lagi menyala. Ada juga bekas kolam ikan yang dasarnya sudah ditumbuhi oleh lumut. Dari luar rumah tersebut tidak jelek sebenarnya. Hanya saya mungkin di tangan yang tepat, rumah ini bisa menjadi lebih terawat dan memberi kenyamanan bagi penghuninya. Halaman rumah ini sejuk sekali.  Kemudian saya kembali berjalan

Memangnya Kenapa Kalau Saya Pernah Depresi?

Saya pernah mengalami depresi. Saya tidak akan malu mengakuinya. Kejadian itu saya alami kurang lebih tiga tahun lalu, dan alhamdulillah saya berhasil melaluinya dan tidak sampai bunuh diri. foto: Meutia Febrina Tapi di sini saya tidak akan menyalahkan jiwa-jiwa suci yang depresi dan memilih mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Mereka hanya bingung, dan tak tahu harus mengadu kemana. Saya tahu betul apa yang mereka rasa, mungkin saya hanya lebih beruntung dari mereka karena saya berhasil melewati masa-masa itu. Semoga tulisan ini bisa menginspirasi siapapun pembaca blog saya (kayak ada aja yang baca), bahwa depresi itu bisa hilang kalau kita mau melepaskannya. Semoga jiwa-jiwa yang rapuh bisa kembali tangguh, hati yang rusuh bisa kembali utuh, dan jenuhnya pergi menjauh.  Sejatinya, manusia hanyalah pembuat rencana. Kita bisa saja mengetik berlembar-lembar di microsoft word daftar target atau mimpi yang ingin dicapai. Kita bisa jumawa kalau kita mampu mewujudkan