Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Hitam putih

By : Fourtwnty bagai langit dan bumi  yang tak pernah sealam  bagai hitam dan putih yang tak pernah sewarna  hanya kita yang merasakannya  belajar melepaskan dirinya  walau setengahku bersamanya  ku yakin kita kan terbiasa  walau inti jiwa tak terima  bagai air dan api  yang tak pernah senyawa  bagai timur dan barat  yang tak pernah searah  belajar melepaskan dirinya  walau setengahku bersamanya  ku yakin kita kan terbiasa  walau inti jiwa tak terima  belajar melepaskan dirinya  walau setengahku bersamanya  ku yakin kita kan terbiasa  walau inti jiwa tak terima  tak terima tak terima  tak terima tak terima  tak terima tak terima  tak terima tak terima

Ketika Gue Potong Rambut ala Mbak Dian Sastro

Ntah siapa manusia yang pertama kali mengaitkan ritual potong rambut dengan buang sial. Satu hal yang perlu ditekankan dan digaris bawahi, hasrat gue memangkas habis rambut gue yang katanya tebal, hitam dan terurai panjang ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan buang sial. Semua itu spontan begitu saja terlontar dari hati gue. Dulu, waktu TK mama selalu bilang kalo gue punya rambut dan alis yang bagus. Rambut gue itu tebal, lurus dan hitam. Beda banget sama kakak gue yang rambutnya super tipis dan klimis. Setiap berangkat ke sekolah gue dengan senang hati menjadi objek eksperimen mama yang suka mengepang rambut gue dengan berbagai gaya. Gak cuma dikepang, tapi juga ditambahin dengan berbagai macam jepitan. Dan gue manut aja kala itu. *Anak manis :) Saking panjangnya rambut gue, gue jadi lupa kapan terakhir gue potong rambut. Sebetulnya rambut gue gak pernah mempunyai masalah yang berarti selain suka rontok. Cuma gue agak sedikit jenuh aja dengan potongannya yang udah gak jl

Hal yang Perlu Kamu Persiapkan Sebelum Nonton Coldplay di Singapura

'Cause you're a sky, 'cause you're a sky full of stars I'm gonna give you my heart 'Cause you're a sky, 'cause you're a sky full of stars 'Cause you light up the path foto : IG  +Coldplay   Siapa yang udah gak sabar nyanyi bareng lagu ini sama Mz Christ Martin? Setelah menunggu jutaan tahun cahaya, akhirnya grup band kesayangan kita semua (kita? elo doang kali gue nggak) akhirnya kembali menggelar konsernya di Asia. Sedih sih awalnya karena Jakarta gak termasuk salah satu dari negara yang gak dikunjungi oleh Chris Martin, Guy Berryman, Jonny Buckland dan Will Champion ini. Tapi gak papa, kamu masih bisa kok menyaksikan penampilan Coldplay di Singapura. FYI, ini bukan kali pertama buat Coldplay menggelar konsernya di Negeri Singa tersebut. Chris Martin dkk sudah keempat kalinyamenyelenggarakan konser di sana semenjak tahun 2001. Waktu itu konser perdana Coldplay di Singapura terasa spesial banget karena Col

Bahagia Itu Dimulai dari Huruf “G”

foto : Dok. pribadi Bahagia itu dimulai dari huruf “G” . Setidaknya itu makna kata bahagia bagi Amanda sejak berkenalan dengan Gian akhir tahun lalu. Tidak ada yang spesial dari sosok pria yang usianya terpaut nyaris satu dasawarsa lebih tua darinya. Bahkan ketika Amanda memperlihatkan foto Gian ke sahabatnya, Andini, ia malah tertawa ngakak melihat ekspresi sahabatnya itu. “Man, lo yakin? Ini cowok kan nggak banget. Kenapa standar cowok lo jadi di bawah SNI gini?”, kata Andini dengan polosnya. “Din, kita bisa memilih pekerjaan yang kita mau, memilih baju atau lipstick yang akan kita pakai. Tapi kita tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta. Its just happened , Din” kata Amanda sok puitis. “Udahlah Man, kalian itu banyak banget bedanya. Lo dimana dia dimana, jangan terlalu diseriusin. Nanti lo sakit,” Andini mencoba mengingatkan. Iya, Amanda dan Gian memang berbeda. Gian berusia 33 tahun, sementara Amanda masih 25 tahun. Gian tinggal di Osaka, Jepang

Yang Berakhir, Biarlah Terkubur

"Setiap manusia menghadapi kehilangan dengan cara yang berbeda-beda”  begitu kutipan yang pernah dibaca Risa dari novel kesukaannya Critical eleven pada halaman 64. Malam itu tepat pukul 01.00 WIB. Kepala Risa masih menunduk di atas bantal. Matanya sembab, napasnya terengah-engah karena menangis. Ini sudah bulan ke-5 ia begitu. Terbangun tengah malam, menangis, memikirkan, sefatal apa kesalahan yang ia perbuat sampai orang yang begitu ia cintai memilih untuk pergi. Setiap malam, seakan sudah menjadi ritual. Begitulah cara Risa menghadapi kehilangan.  ** April 2014  *Cling” sebuah pesan whatsapp dari unknown number masuk ke ponselnya Risa.  “Hei Ris,” isi pesan Whatsapp tersebut. Risa tak langsung membalas. Ia hanya menatap sekilas layar i Phonenya kemudian kembali mengetik. Deadline tulisan untuk majalahnya jauh lebih penting ketimbang membalas pesan tersebut. Dua jam kemudian, Risa baru membalas isi pesan tersebut. Iamenulis dengan singkat, padat dan jelas : Siapa ya? “Arya,