Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2019

Kepada Sepasang Mata

Sebelumnya saya pernah terjatuh dalam sorotan sepasang mata yang dalam.  Saya pikir, itu satu-satunya sorot mata yang paling dalam yang pernah saya tatap seumur hidup saya. Ternyata saya salah.  Ada sorot mata lainnya. Tidak dalam, tapi justru dia terlihat lelah. Kosong. Bahkan bingung.  Dalam sepasang matanya, saya tahu betul ia sedang menyimpan sebuah luka. Luka lama yang sudah tidak mau lagi ia buka. Saya seakan paham bagaimana pedihnya. Tapi dia berusaha tertawa.  Sekarang saya percaya bahwa mata adalah jendela jiwa. Tapi tidak semua jendela itu terbuka. Beberapa orang memilih untuk menutupnya rapat-rapat. Sampai ia yakin ada tamu yang tepat, yang bisa membukanya. Dan saya percaya, dia akan menemukannya. 

(Mencoba) Berdamai Sama Jam Biologis yang Gak Logis

Setiap makhluk hidup perlu beradaptasi. Seperti yang pernah kita pelajari saat bangku SD, adapun tujuan makhluk hidup beradaptasi adalah agar bisa mengatasi tekanan dan bisa bertahan hidup di lingkungannya.  Jadi, kurang lebih hampir tiga tahun lamanya gue terbiasa dengan jam kerja macam Pegawai Negeri Sipil (PNS) yakni dari jam 9-5 sore. Jarang lho, jam kerja di media bisa seteratur ini. Itu karena kerjaan gue saat itu adalah nge-handle internal media sebuah perusahaan telekomunikasi, otomatis jam kerja gue ngikutin jam kerja mereka. Berangkat pagi bareng pak suami, makan siang jam 12, pulang jam 5. Begitu terus selama tiga tahun belakangan.  Semua baik-baik saja sampai suatu hari gue memutuskan untuk melepaskan "my comfort zone". Ya namanya hidup, kadang kita butuh sebuah tantangan biar gak ngebosenin (tapi giliran dikasi tantangan, malah ngeluh bahkan nangis-nangis. Hahaha siapa eeaa?) Setiap memulai sesuatu kebiasaan yang baru, tentu gak semudah itu, Fer

Jangan Percaya Pada Perpisahan

Saya percaya, tidak ada yang sebenar-benarnya perpisahan di dalam hidup ini. Yang ada hanya kita tidak bertemu, berinteraksi, berdiskusi, bekerja, tertawa bahkan bertengkar lagi setiap hari. Makanya, jangan percaya pada sebuah perpisahan.  Terima kasih untuk perjalanan tiga tahunnya yang sangat menyenangkan. Semoga kalian nanti juga menemukan haluannya masing-masing. Sebab hidup terlalu hambar kalau tidak keluar dari zona nyaman, bukan? -Meutia-