Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2016

Drama Mencari Kos-kosan di Jakarta

5 Agustus 2009 lion air keberangkatan pukul 17.45 WIB PDG-CGK Tepat 7 tahun yang lalu gue melangkahkan kaki dari bumi minangkabau ke Jakarta. Papa, mama, caca, kakak, dan Aa semuanya ikut mengantar kepergian gue sore itu. Gue berangkat ke Jakarta untuk melanjutkan studi gue di sana. Ditemani langit senja, perjalanan kurang lebih 1,5 jam itu pun terasa sangat mengharukan buat gue karena ini pertama kalinya gue harus berpisah dengan keluarga dan hidup sendiri. Tangerang, Bandara Soekarno-Hatta 20.00 WIB Maskapai berlogo singa merah ini mendarat dengan mulus di Jakarta. Di ruang tunggu, sudah menjemput tante gue yang sejak gue di Padang tadi sudah dibawelin sama nyokap gue supaya ngga telat menjemput anak gadisnya ini. Dengan menumpang taksi biru, gue pun melanjutkan perjalanan ke rumah adik nyokap gue di Bintaro, Jakarta Selatan. Salah satu ciri khas dari orang Padang adalah senang merantau. Di Jakarta, dari 10 nyokap gue bersaudara, 6 diantaranya tinggal di Jakarta. Thats why

Pada kenyataannya

Bagaimana bisa aku memilih untuk tidak terluka, sedang luka itu nyaman bersarang di dadaku. Iya, dia tidak pernah pergi. Seakan terpatri kuat di sudut sanubari. Mengalir perlahan di nadiku. Bagaimana bisa aku berlari, sedang berjalan sendiri saja aku masih sulit. Gamang. Ragu. Aku masih saja mesra dengan kesendirianku hingga detik ini. Mencoba memungut kembali setiap kepingan hidupku yang kau rusak dan kau buang. Sedang kau? Larut dengan dunia barumu.  Bahagia untukmu, dan dia. -dari aku yang dulu pernah menjadi kita-

Lebih Banyak Bersyukur :)

Selasa, 9 Agustus 2016 Adzan Subuh belum lagi berkumandang, gue udah membuka mata duluan. Iya, gue bangun sepagi ini karena ada tugas meliput dari kantor ke kota kembang, Bandung. Mobil kantor bakal jemput gue jam 6 di kantor. Mata gue sih terbuka, tapi badan gue serasa dipaku di atas kasur. Persendian gue semuanya terasa mau copot. Jangankan untuk bangun, bergerak sedikit aja gue susah. Yap, gue baru sampe rumah jam 12 malam dan baru memejamkan mata selama 4,5 jam. "Kenapa sih harus sepagi ini," ujar gue sambil ngedumel dalam hati. Sebenernya gue emang ngga pernah bermasalah jika jam tidur gue kurang. Tapi karena semalam adalah perdana gue ikut latihan karate di kantor, jadi badan gue agak kaget dan rontok semua. Ngantuk, letih dan capek seakan bercampur jadi satu.  Aneh ya, padahal gue lumayan sering olahraga. Dua-tiga kali seminggu gue sempatkan untuk lari dan bersepeda keliling komplek. Tapi, ya udahlah ya. Dengan susah payah gue mengumpulkan niat dan tenaga, gue pun

Kok Ngga Punya Pacar?

"Kok ngga punya pacar?" "Pacarnya mana mbak?" "Kok ngga dijemput sama pacarnya mbak?" "Mbaknya pemilih banget pasti ya, makanya jomblo.." Begitulah kira-kira pertanyaan yang terlontar dari 3 supir gojek yang gue tumpangi selama tiga hari berturut-turut kemarin. Ntah kenapa mereka semua kompak menanyakan pertanyaan itu. Kalo gue lagi emosi, bisa aja kan gue jawab ,"Eh pak, udah untung saya naik gojek bapak. Bapak dapet pemasukan, dapet duit, bisa ngasi makan anak istri bapak. Ngga usah nanya-nanya pacar saya segala. Kalo saya ngga punya pacar emang kenapa?"...... Tinggal si bapak Gojeknya yang kebingungan sendiri ngedenger gue marah-marah ... Tapi berhubung gue orangnya sabar banget dan baik hati, bukan jawaban itu yang terlontar dari mulut gue. "Belum punya pak," sambil tersenyum getir... Baiklah, daripada gue ngomel-ngomel ngga jelas, berikut gue sumbangkan sedikit pemikiran gue terkait apa yang dinamakan 'pac