Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2019

Hidup Minimalis: Menyederhanakan Keinginan, Memperbanyak Menebar Kebaikan

Gue terlahir sebagai perempuan yang impulsif. Yang gak terlalu memikirkan konsekuensi dari setiap tindakan yang diambil. Apakah itu menjadi sebuah kekurangan? Gak juga sih. Ada untungnya juga lho mempunyai sifat ini. Gue jadi gak perlu mikir lama-lama kalo mau mutusin sesuatu. Gak ribet ini itu. Iyain aja dulu. Masalah resiko itu belakangan. Lagian, what is life if not a gamble ? #Pembelaan Sifat impulsif itu juga kebawa kalo lagi belanja. Sebagai manusia yang penuh dengan khilaf dan lemah iman, gue dulu suka berbelanja sesuatu yang gue anggep "lucu, imut, atau beli dulu deh karena masih belum punya warna atau model begini". Yang gue pikirin saat iti adalah gue harus punya. Pokoknya, kalo ke mall pulang tanpa nenteng sesuatu itu rasanya kayak ada yang kurang. Sama kayak kalo abis keluar dari aplikasi e-commerce tanpa ada barang yang di-check out, rasanya ngeganjel aja gitu di hati~ Ketika gue belum punya lipstick merk X, gue beli. Ternyata pas dicek lagi, gue punya

Surga Itu di Bawah Telapak Kaki & di Masakan Ibu

Gue: Bu, aku lagi pengen makan donat. Sabtu ajarin cara bikinnya ya Ibuk : Okee *Sabtu pagi jam 8an gue bangun dengan penuh semangat Gue: Buk, ayukkk bikin donat Ibuk: Itu udah jadi donatnya Gue: *melongooo* foto lama Ibuk (mertua gue) selalu bangun pagi. Bahkan jauh lebih awal dari gue dan pak suami. Setiap pagi tangannya yang walaupun sudah keriput dan mata terkantuk, tapi ia tetap lihai mengiris bawang, memotong cabai, dan merajangnya kecil-kecil. Rasa perih, atau panas terkena cipratan minyak mungkin sudah biasa baginya. Tapi tak pernah ia hiraukan. Biasanya, ibuk memulai menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak besok pagi pada malam sebelumnya. "Kalo disiapin besok pagi, duh gak bakal kekejar", katanya pada gue. Setiap malam dia duduk di lantai, mengiris bahan makanan yang akan dimasak sambil menonton sinetron kesukaannya "Cinta Yang Hilang". Kadang sesekali gue bantu, tapi lebih sering enggak. Ya gimana, gue bukannya mempermudah kerjaa