Langsung ke konten utama

Selagi Masih Muda, Banyak-Banyaklah Piknik

Kebutuhan primer kaum urban kini telah bergeser menjadi sandang, pangan, papan dan piknik. Tingkat stress yang tinggi karena pekerjaan dan lalu lintas Ibukota yang sering macet tiada tara membuat kaum pekerja macam gue ini kudu sering-sering piknik. 



Biar kayak orang-orang, pekan ini gue mengisi liburan gue dengan piknik ke pulau. Nggak cuma satu pulau yang gue kunjungi, melainkan tiga sekaligus yaitu Pulau Kelor, Onrust dan Cipir. Berbekal aplikasi instagram, akhirnya gue menemukan jasa group tur yang bernama Shine Project yang memfasilitasi tur singkat 3 pulau 1 hari di Jakarta dengan harga Rp65.000 saja. 

Awalnya, gue mau mencoba menjadi solo traveller ala-ala gitu. Tapi urung gue lakukan karena gue berpikir lagi, ini kan grup trip, pasti semua pesertanya adalah bergrup dan nggak ada yang sendiri. Akhirnya, gue pun minta ditemani oleh abang gue untuk piknik gue kali ini. Bak gayung bersambut, dia pun mengiyakan dan mau jadi bodyguard gue seharian. Hihihihihihi..

Setelah chit chat di whatsapp, si admin grup tour yang gue ikuti menginfokan bahwa meeting point dari tur kali ini adalah di Dermaga Kamal Muara, Jakarta Utara pukul 07.30 WIB. Gue dan abang gue itu pun janjian berangkat jam 6 dari kosan gue di Warung Jati, Jakarta Selatan. Bukan apa-apa, gue buta jalan bok di daerah Jakut. Ngeri nyasar dan ditinggal rombongan dan berujung gagal piknik itu kan males banget. 

Berbekal peta digital Google maps, gue pun sampai dengan cepat di tujuan. Kami melewati Jalan Gatot Soebroto-Grogol-Daan Mogot dan mana lagi itu gue lupa -.-". Jalanan Jakarta di hari Minggu pagi itu lengang gila. Ya iyalah.. Siapa coba yang mau bangun pagi di hari libur kalo nggak ada kegiatan? Jadinya gue dan abang gue sampe lokasi lebih cepat dari yang ditentukan. Akhirnya, kami memutuskan untuk sarapan terlebih dahulu biar 

Sebelum nyari sarapan, gue minta ke abang gue itu untuk mencari ATM terlebih dahulu. Karena tadi pagi sebelum berangkat gue belum sempat ke ATM. Jadilah kami muter-muter nyari ATM dulu. Dan ternyata, nyari ATM di sepanjang jalan menuju dermaga Kamal Muara itu susah geng! Jangankan ATM, Indomaret dan Alfamart aja susah banget disini. Akhirnya, setelah terus berkelana kami baru menemukan ATM di Dadap. Fyuhhh.

Setelah sarapan dan ngaso-ngaso, gue dan abang gue kembali lagi ke Dermaga Kamal Muara. Disana sudah menunggu rombongan lainnya yang ikut tur bareng gue. Seperti yang sudah gue perkirakan sebelumnya, gue nggak mau terlalu high expectation dengan tur kali ini. Ya, karena harganya yang murah, gue juga nggak mau terlalu berharap banyak.

Let us take a selfie first!
Dan benar saja, jadwal keberangkatan yang seharusnya jam 07.30 WIB ternyata molor jam 10.00 WIB. Ya sudah lah ya. Gue dan abang gue memilih duduk di dek depan karena kami anaknya agak norak gitu mau liat laut. Hahaha. Tapi sumpah, kesalahan terbesar banget karena matahari jam 10.00 itu lagi terik-teriknya ya! 
Pemandangan menuju pulau kelor


Pulau pertama yang jadi tujuan gue dan rombongan adalah Pulau Kelor. Belakangan, pulau ini kian hits karena pasangan selebritis Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto pernah melangsungkan pernikahan di pulau ini. Perjalanan dari dermaga ke Pulau Kelor kurang lebih cuma setengah jam. Dan nggak berasa karena ada rombongan lain cowo-cowo semua gitu yang kocak parah ngelucu sepanjang perjalanan. 

Sampai di Pulau Kelor, acara bebas dijadwalkan oleh pihak penyelenggara. Kali ini gue nggak mau kayak orang-orang yang memilih selfie dan bernarsis-narsis ria dengan tongsisnya. Gue merasa malu aja dengan usia gue. Mengambil beberapa foto pemandangan saja sudah cukup buat gue simpan di mini album instagram gue.

Sekilas tentang pulau ini, airnya lumayan jernih.Kalau aja pulau ini menjadi tujuan terakhir dari grup tur ini, mungkin gue bakal berenang. Pulau yang bernama asli Kherkof ini sebenarnya menyimpan sejarah. Dalam pulau ini terdapat sisa bangunan benteng Martello yang bangunannya masih cukup instagram-able untuk difoto. Pulau ini memiliki pasir putih dan air laut yang lumayan jernih. Karena tingginya abrasi yang terjadi di sekitar pulau, pilar-pilar beton pemecah ombak banyak dipasang berjejer agar kelestarian pulau ini tetap terjaga.  

Air laut dan pasir pantai yang masih lumayan jernih



Benteng Martello
Puas berkeliling, akhirnya rombongan diarahkan untuk menuju pulau yang kedua yaitu Pulau Onrust. Di pulau yang kedua ini nggak ada pantai. Air laut yang tinggi, sehingga disepanjang garis pantainya dibangun tembok gitu untuk menghalangi air laut masuk ke daratan. 

Sekilas tentang pulau ini, sangat sejuk. Banyak pepohonan yang ditanam di pulau ini. Tapi, agak sedikit gimanaaa gitu karena di pulau ini ada beberapa situs sejarah cikal bakal perjalanan haji di Indonesia. Gue nggal terlalu tau sejarah pulau ini karena dan abang gue memilih memisahkan diri dari rombongan dan berkeliling pulau sendiri. Kita sampai naik ke mercusuar yang tinggi banget. Anginnya badayyyy sekali, dan bikin ngantuk. Btw, gue nggak terlalu banyak ngambil foto di pulau ini. 

ini bodyguard eh abang gue 

Pulau yang terakhir yang kita datengin adalah Pulau Cipir. Ada sedikit trouble di kapal yang gue tumpangi ketika mau merapat di pulau ini. Si pak supirnya berkali-kali harus maju mundur agar bisa parkir dengan pas di dermaga. Katanya sih, kapal yang gue tumpangi agak overload. Alhasil ketika mau merapat ke dermaga, si kapal ini lumayan goyang-goyang dan sedikit bikin shock gitu. Gue sih inshaallah nggak masalah, karena gue bisa berenang. Cuma kasian penumpang lainnya yang kenapa-kenapa karena nggak bisa berenang. 

Kurang lebih setengah jam, waktu yang dibutuhkan si supir kapal untuk bisa parkir dengan sempurna di dermaga. Setelah mendapat posisi yang pas, kami pun turun. Di Pulau Cipir ini lumayan banyak spot-spot yang instagram-able yang bisa gue unggah di akun instagram gue. Ada banyak bangunan bekas asrama haji yang masih berdiri di pulau ini. 

Kali ini giliran saya yang narsis..
Akhirnya, tur di tutup dengan pelepasan lampion. Panitia membagikan satu lampion untuk 2 orang. Perpaduan langit senja dan harapan yang tertulis di lampion cantik sekali. Sayang, gue dan abang gue nggak sempat mengabadikannya karena baterai handphone kami sama-sama sudah habis. Hihihi. 
Sekian piknik singkat gue hari ini. Seperti biasa, piknik seakan membuat semangat bekerja gue kembali full di hari Senin. Maka, rajin-rajinlah piknik!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017