Langsung ke konten utama

Perempuan Berhijab Pasti Paham Banget dengan Hal-hal Ini

Gue sendiri menggunakan hijab sejak jaman gue kuliah. Ketika itu terlintas begitu saja di pikiran gue kalo gue pengen berhijab. Nggak ada hidayah-hidayahan, karena menurut gue hidayah bukan untuk ditunggu. Waktu itu yang ada dalam hati gue adalah : Gue cuma pengen berhijab itu aja. Cemoohan temen-temen juga nggak gue hiraukan. Mereka pada nggak nyangka seorang Meutia bisa berhijab. Sehina itukah Prily dimata merekaa??


Keep Calm and Hijab On!
Tapi, belakangan gue tau kalau akhlak dan hijab itu dua hal yang berbeda. Akhlak adalah urusan pribadi masing-masing manusia. Sementara hijab adalah kewajiban seorang muslimah. Tidak ada tawar-menawar dalam hal ini. Kan sering tuh ada bisik-bisik tetanggga yang bilang "Eh, percuma dia berhijab tapi kelakuannya begitu,".Dan parahnya yang ngomong kaya gitu juga biasanya cewe berhijab juga yang suka nggak ngaca. Kalo syudah begitu, rasanya gue pengen berubah jadi Awkarin dan bilang : Kalian semua suci aku penuh noda!

Menggunakan hijab awalnya nggak gampang. Gue terkadang masih suka bingung memadupadankan baju dengan jilbab gue agar tidak terlihat terlalu ramai. Belum lagi harus ketusuk jarum hampir setiap harinya, sampai kesusahan masang jilbab yang kusut pasti pernah dialami oleh hampir semua wanita yang berhijab. 

Nah, buat kamu yang berhijab pasti sudah paham banget dengan hal-hal berikut ini. Buat yang belum berhijab, ini sekedar sharing pengalaman aja biar kamu tau dan bisa mengantisipasi supaya nggak mengalaminya ya!

1. Candaan teman yang bernada 'mencemooh'
Ini yang pertama kali gue alami ketika hari pertama gue ngampus dengan menggunakan hijab. Ada yang ngegodain "Assalamualaikum Bu Hajah", bahkan juga ada yang bilang "Kok nggak dari dulu sih berhijabnya,".Di samping ada beberapa respon positif yang mengucapkan 'Alhamdulillah', tapi itu sepaket juga dengan mulut-mulut jahatnya bilang "Astagfirullah" :""") HAHAHAHHAH.
kezel gak :((
Foto : https://memecrunch.com/meme/GUNE/assalamualaikum/image.jpg?w=400&c=1

2. Pusing mikirin baju yang mau dipake
Karena keputusan gue berhijab itu mendadak, gue pun nggak mempersiapkan baju yang lengan panjang untuk menutup aurat gue. Alhasil sebulan dua bulan pertama gue siasati dengan menggunakan manset dan cardigan aja. Selain itu, sense of fashion gue juga diuji di sini. Bagaimana gue me-matchingkan antara hijab, atasan dan bawahan yang gue pake supaya seminimalis mungkin. Gak mau dong, gue pake hijab tapi malah kayak ondel-ondel..
Niatnya pengen cetar kaya gini..

eh.. kenapa malah jadi begini.. :(

3. Butuh waktu yang lama untuk memakai hijab
Waktu gue baru menggunakan hijab, gue belum masih belum terbiasa. Alhasil butuh waktu yang lama buat gue untuk berkaca sembari memasang hijab agar pas di muka gue ini. Kadang ujung hijabnya kurang runcing, jadi harus ditiup-tiup dulu (kayak lilin aja ditiup)...
Nggak jarang gue suka ngikutin tutorial hijab yang ada di instagram biar hitzz

4. Sering ketusuk jarum!
Ini gue alami hampir setiap hari. Setiap mau masang hijab, gue belum dapet 'feel'nya gitu. Mau kesel kadang tapi gimana, nanti dikira nggak ikhlas berhijabnya. 

Ketusuk jarum udah jadi makanan sehari-hari dan sampai kebal.
Foto : http://tango.image-static.hipwee.com/wp-content/uploads/2015/12/ferinandang-blogspot-com.png

5. 'Bad Hijab Day'
Layaknya 'bad hair day', kami-kami yang berhijab ini juga suka ngalamin 'bad hijab day'. Ngga tau kenapa ada hari dimana gue ngerasa nggak banget dengan hijab yang gue pake. Mau diapaian diuyel, diputar kesana kemari tetep aja lo merasa nggak oke. Kalau sudah begitu, Hayati cuma bisa pasrah...

foto: http://myhijab.info/wp-content/uploads/2013/11/bad-hijab-day1.png

6. Ribet dengan jarum pentul
Dulu sebelum terpapar gaya berhijab selebgram yang simpel-simpel, ga menampik kalo gue dulu pernah make gaya hijab yang ribet banget dengan banyak jarum pentul. Gue merasa paling keren aja pada waktu itu. Makin kesini gue makin sadar, kalau berhijab itu sebenarnya bukan pada modelnya, tapi pada hakikat gue memake hijab itu sendiri untuk menjadi lebih baik. Dan juga, saking banyaknya jarum pentul yang gue pake kadang gue suka ribet sendiri masangnya setiap mau solat. 

ucing liatnya :((

7. Pasti punya hijab polos dengan 3 warna ini
Rata-rata, perempuan yang berhihab pasti punya hijab berwarna hitam, abu-abu dan biru donker. Ketiga warna ini menurut gue 'warna penyelamat' ketika gue sudah mati gaya. Warna ini juga sangat aman jika dipadupadankan dengan baju yang motifnya terlalu banyak. Kecuali kamu penyuka warna gonjreng macam merah fanta atau warna koneng...

warna-warna netral buat kamu yang suka main 'aman'

8. Warna kulit muka dengan leher menjadi tidak rata alias belang
Khusus poin yang ini mungkin nggak semua wanita berhijab mengalaminya. Ini biasanya dialami oleh hijabers yang berjiwa petualang banget dan kemana-mana naik motor atau angkutan umum. Lucunya, karena sehari-hari beraktivitas menggunakan hijab, kulit wajah kamu seolah-olah tercetak gitu keliatan banget antara mana yang sering ditutupi hijab dan mana yang sering terpapar sinar matahari. 


9. Dianggap 'alim'
(Alhamdulillah), Hahaha.. Kalo ini gue kembalikan ke pribadi masing-masing aja sih. Ya namanya manusia ya, kadang nggak luput dari khilaf. Kadang gue masih suka khilaf, dan biasanya temen gue suka nyelutuk "ye,, percuma berhijab lo!". Kalo sudah begitu rasanya Hayati jadi malu sendiri dan kapok ngulang lagi. 


Sekian tulisan sampah gue kali ini. Sekali lagi, berhijab atau enggak itu nggak ada hubungannya dengan akhlak seseorang. Lebih baik kita menahan mulut supaya nggak nyinyir daripada nambah-nambah dosa. Toh menjadi orang baik nggak ada ruginyakan?

Oh iya, btw belakangan ini sejujurnya gue lagi produktif banget nulis blog. Mungkin karena gue lagi butuh pelarian kali ya. Untung aja pelarian gue ini positif. Coba aja kalo pelarian gue ke gunung, ke laut, ke pantai, atau ke hutan, kan repot... Capek ngejarnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017