Langsung ke konten utama

Dating a 30 Year Old Man, Kenapa Enggak?

Cinta gak mengenal usia. Kalau Kahlil Gibran bilang, ini masalah kecocokan jiwa. Ada yang nyaman menjalin hubungan dengan yang seumuran, ada juga yang memilih menjalin hubungan dengan pria dengan rentang usia yang jauh.

Memang, perkara jodoh gak semudah seperti memesan nasi goreng di abang-abang yang kamu bisa setel rasanya. Kalo kurang asin tinggal minta tambah garam, kalo kepedesan tinggal minta tambah kecap.

Kita tidak bisa meminta jodoh macam apa yang udah dipilihkan oleh Sang Maha Pengatur. Jodohmu bisa saja seseorang yang gak kamu sangka-sangka sebelumnya. Atau mungkin bisa saja masuk dalam kategori "gak banget" versi kamu, tapi kalian terikat dengan sebuah kata sakral yang bernama "pernikahan". 

Jadi, belakangan gue mencoba untuk menjalin hubungan yang lumayan intens dengan beberapa pria yang usianya 5-6 tahun di atas gue. Ada yang sebagai sahabat, ada juga yang memang secara personal ngedeketin gue. Ya, tapi biasa aja sih. So far gue ngerasa belum ada yang spesial. Rata-rata mereka semua masih berstatus teman seperlarian, teman sepernontonfilman, teman seperngebolangan, sampai teman seperkopian. Asal jangan teman sepertiduran aja yha~

Setelah gue mencoba kenal dan dekat beberapa bulan dan bahkan beberapa tahun dengan a 30 year old man ini, ada beberapa hal yang dapat gue simpulkan. Here we go..

Pertama, mereka amat sangat rasional. Pada dasarnya, pria memang lebih cenderung menggunakan logika ketimbang perasaan kalau lagi berhadapan dengan masalah. Dengan banyak bergaul dengan para pria-pra ini, positifnya gue jadi gak cepet baper. Gue jadi belajar menganalisa suatu masalah dengan logis, gak melulu pake perasaan. Pokoknya, no more drama bangetlah sekarang.

Kedua, mereka teman ngobrol yang seru. Mungkin karena kebetulan mereka lahir duluan, pengalaman mereka jauh lebih banyak dari gue. Banyak hal yang bisa gue diskusiin dengan mereka. Mulai dari hal-hal kontroversial seperti bubur ayam enakan diaduk atau gak, sampai topik tentang nota keuangan negara yang jumlahnya berlembar-lembar itu.

Ketiga, mereka sangat open minded. Ya, ini masalah pandangan aja sih. Tapi gak bisa dianggap remeh juga. Ada yang sampe musuh-musuhan karena gak bisa menerima perbedaan pandangan, lho. Ada beberapa topik sentimentil yang sering menjadi bahan diskusi gue dengan para pria ini. Seperti topik politik, agama dan gender. Ketika gue berpendapat A dan mereka berpendapat B atau C, mereka menerima pandangan gue itu dengan pemikiran terbuka. Mereka gak ngejudge pendapat gue.

Keempat, mereka gak suka bergosip. Itung-itung ngurangin dosa, banyak-banyaklah bergaul dengan pria dewasa. Mereka cenderung lebih suka berbicara soal fakta. Gosip remah-remah soal selebriti yang biasanya menarik banget dighibahin bareng sahabat, gak bakal cocok kalo diomongin dengan mereka. Percaya deh!

Kelima, mereka sangat mengayomi. Hahaha. Terkadang, umur memang berbanding lurus dengan kedewasaan seseorang. Ini memang gak semua sih ya. Tapi untungnya pria-pria yang gue kenal ini rata-rata begitu. Mereka biasanya tau bagaimana cara memperlakukan wanita dengan baik. Simpel sih. Mulai dari sekedar membukakan pintu mobil, tiba-tiba memberi kejutan mengantarkan makan siang, atau menjemput gue tanpa diminta.

Keenam, mereka lebih matang secara emosi. Katanya, salah satu kunci kesuksesan dalam sebuah hubungan adalah sikap sabar.  Pria dewasa biasanya tau kapan emosi itu harus diredam dan kapan boleh diluapkan. Mereka gak mudah emosi saat terjebak macet di jalanan atau menunggu kamu yang telat janjian.

Ketujuh, mereka bukan tipe Public Display of Affection (PDA) alias suka pamer kemesraan. Coba kamu perhatikan lini Instagram kamu, isinya pasti banyak generasi milennial yang suka memposting foto kemesraannya dengan sang pacar. Mulai dari dikasi bunga, makan malam romantis, sampe liburan bareng. Gue gak menyalahkan itu juga sih. Toh duit mereka sendiri. Tapi ya gue merasa kok miris aja gitu ngeliatnya :(

Terakhir, kebanyakan pria diusia segitu udah mapan secara finansial. Tapi ini bonus sih menurut gue. Gue gak mencari yang udah mapan banget secara finansial, tapi minimal dia memiliki pekerjaan dan semangat untuk terus mengembangkan karirnya.

Gimana, tertarik untuk pacaran sama cowok yang lebih tua?

quotefancy.com



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017