Langsung ke konten utama

Bertemu Fariza, Si Pembawa Baki Bendera Pusaka

bantet :/
Usianya baru 16 tahun. Tapi dia mampu membuktikan peribahasa "hasil tidak akan mengkhianati usaha". Sempat ditentang sama orangtuanya mengikuti Paskibra, siapa sangka, Fariza berhasil mewujdukan mimpinya mengibarkan Sang Saka merah putih di Istana Negara.

Kesan pertama gue ketemu dengan perempuan manis ini adalah anaknya tinggi banget, sekitar 173cm! Sedang gue cuma 160cm kurang dikit, kebayang gimana waktu gue berfoto di sebelah dia? Gue AMAT SANGAT TERLIHAT BANTET, PEMIRSA!

Fariza Putri Salsabila, gue ketemu dia ketika rombongan anggota Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) berkunjung ke kantor gue. Kebetulan gue diminta sama si Mas Korlip untuk meliput kegiatan mereka selama berada di kantor gue. Jadilah gue punya kesempatan untuk kenal dan ngobrol dengan dedek manis ini walau cuma sebentar. 


Fariza saat ini duduk di kelas XII SMA di SMA 1 Blitar. Ketika pertama kali gue ajak dia ngobrol, dia manggil gue "kak". Gue nanya-nanya soal gimana perasaannya ketika ditunjuk menjadi pembawa baki berisi bendera pusaka saat upacara pengibaran bendera di Istana Negara. "Saya nggak nyangka kak. Awalnya lagi main, terus tiba-tiba ditunjuk jadi pembaka baki bendera pusaka. Kaget, tapi sekaligus bangga juga," kata Fariza dengan logat Jawanya. 


Dunia Paskibra bukan hal baru bagi putri dari pasangan Rudi Hendratno dan Ary Irawati ini. Siswi kelas XII SMAN 1 Kota Blitar ini mengaku terjun ke dunia Paskibra sejak SMP. Kata Fariza, kecintaan dia dengan dunia Paskibra awalnya sempat ditentang sama kedua orangtuanya. 

"Awalnya ibu bapak gak setuju karena dikira kayak militer. Akhirnya aku coba kasi pengertian ke orangtua, dan akhirnya boleh," ucapnya. 

Yang unik, cantik-cantik gini Fariza ternyata hobi melihara ular. Gue sempet heran kenapa dia suka dengan hewan buas yang satu ini. Menurut dia, ular itu adalah hewan yang lucu. Gue aja heran, lucu darimana cobak? -,-

Setelah ngobrol ngalor ngidul selama 10 menitan, Fariza pun pamit sama gue karena dia udah dipanggil sama kakak pembinanya. Dia pun minta izin ke gue sambil ngucapin terima kasih. Gak lupa, gue menyempatkan diri buat foto bareng dengan Fariza. 

Meski cuma ngobrol sebentar, gue merasa beruntung pernah ngobrol sama Fariza. Disaat anak muda seusia dia sibuk ngegalau sana sini atau pamer body di instagram, tapi Fariza memilih untuk menyibukkan dirinya dalam kegiatan yang positif. Semoga cita-citanya jadi Dokter dan Polwan tercapai ya, dek... :D

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017