Langsung ke konten utama

Dalam jeda

Akhir-akhir ini gue lagi suka banget dengan kata-kata ‘jeda’. Biarpun terdengar simpel, tapi kata ini terdengar sangat indah buat gue. Ya, mungkin memang tergantung interpretasi masing-masing juga sih sebenernya.

Jeda bagi gue adalah sebuah tempat peristirahatan. Dimana dia meminta gue untuk berhenti sejenak, setelah gue berjalan sangat jauh. Jeda bagi gue adalah sebuah kedamaian, ketika gue sudah lelah berjuang, dan menemukan tempat untuk bersandar walaupun sebentar. Jeda bagi gue adalah semangat baru.

Bisa dibayangkan jika dunia ini tanpa jeda. Pasti manusia akan bekerja terus menerus hingga lupa waktu. Manusia tidak akan pernah puas dengan apa yang didapatnya, karena selalu ingin yang terbaik. Manusia bahkan juga bisa kelelahan karena tidak memiliki waktu beristirahat.

Dalam sebuah kalimat, jeda berfungsi sebagai pemberi makna. Bayangkan jika sebuah kalimat tanpa jeda,mungkin kita tidak akan mengerti maksud dari kalimat tersebut. 

Apa yang bisa dilakukan manusia saat jeda? Introspeksi diri adalah hal pertama yang bisa dilakukan saat jeda. Apakah perjalanan yang kita lakukan ini bermanfaat atau engga. Sejauh mana pengalaman yang sudah kita dapat dari perjalanan ini. Atau, memutuskan apakah akan terus lanjut atau menyerah. Semua bisa direnungkan dalam jeda.


Jakarta, Siang hari di bulan Juni.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017