Langsung ke konten utama

Dari Saya, Perempuan yang (Katanya) Gak Bisa Apa-Apa

Gue sama sekali gak mahir memasak. Kalopun gue sering masak di kosan, masakan yang gue masak juga yang gampang-gampang aja seputaran tumis ataupun goreng. Gue belum mahir masak masakan seperti gulai ataupun masakan khas Padang lainnya.

Gue juga gak mahir dandan. Peralatan make up gue juga seadanya aja layaknya wanita pada umumnya. Bukannya gak suka dandan, tapi kerjaan gue gak menuntut itu. Tim gue di kantor cowok semua. Bisa dipastikan gue bakal di-bully kalo ke kantor dandan head to toe lengkap dengan bulu mata yang cetar membahana. 

Gue juga suka bangun siang. Bangun tidur di siang hari itu adalah salah satu cara gue membahagiakan diri gue setelah bekerja keras semalaman. Gue sudah bekerja keras, badan gue pasti butuh diapresiasi. 

Dengan kebiasaan gue seperti itu, gak jarang orang suka bilang  "Perempuan macam apa sih itu? Masak aja gak bisa, suka bangun siang, dandan aja males. Emang ada yang mau?"

ADA kok. Ada laki-laki yang mau menerima semua kekurangan gue itu. Ada yang mau berlapang dada dengan semua kelemahan yang gue punya. Ada laki-laki yang mau mem-bodo-amatkan kata-kata orang, dan tetap mencintai gue. 

Dia gak mengharuskan gue buat jago masak buat salah satu syarat jadi istrinya. Dia percaya, jago masak atau enggak itu hanya masalah terbiasa aja. Kelak kalo gue udah terbiasa masak buat dia, dia yakin masakan gue bakal enak seperti masakan ibunya. 

Gue bersyukur dipertemukan dengan dia. Kalo gue dipertemukan dengan pria yang nyari istri yang bisa masak, beres-beres, dan ngurus suami pasti bakal gue tolak. SORRY, lo bukan tipe gue. Ini orang nyari istri apa nyari PRT ya?

Gue punya seorang kawan dekat, pria. Dia sudah menikah selama mungkin 10 tahun, gue kurang tau pasti. Dia cerita, kalo dia sering jagain anaknya, nyuci baju, atau masak buat istrinya. Dia gak pernah merasa itu beban, meski dia seorang laki-laki. "We are partner, Meut". Kata dia ke gue waktu itu. 

Gue yakin, masih banyak kok pria di bumi ini yang punya prinsip kayak gitu. Yang gak egois, minta apa-apa diladeni. Yang gak nuntut perempuan harus bisa ini,bisa itu. Yang sadar kalo masing-masing pasangan punya tanggungjawab dan kapasitasnya masing-masing. 


:)

Ps; Fotonya gak nyambung bgt, Meut!



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017