Langsung ke konten utama

Tipe Pelari yang Biasa Kamu Temukan Saat Jogging

Foto : Shutterstock

Tren olahraga yang disukai masyarakat Indonesia selalu berubah-ubah sesuai perkembangan zaman. Kalau 3-4 tahun lalu kamu biasa melihat sepeda fixie dengan warna-warna yang cantik berseliweran di jalan, tapi semenjak 2 tahun belakangan ini olahraga lari mendadak nge-hits di Indonesia.

Gue sendiri emang berusaha untuk rutin lari maksimal 2x seminggu. Setiap Sabtu atau Minggu pagi, gue suka lari sendirian di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) atau nggak di sekitaran komplek rumah om gue di Bekasi. Menggunakan bus Transjakarta, biasanya gue start dari kosan sekitar jam setengah 6.

By the way, ntah kenapa gue kadang suka nggak nyaman aja kalau lari bareng temen-temen. Karena yang udah-udah bakal banyakan selfie dan makan-makannya ketimbang larinya :((

Di sela-sela aktivitas lari yang gue jalanin, kadang gue suka iseng merhatiin perilaku orang Indonesia yang 'aneh bin ajaib' saat lari pagi. Mulai dari yang suka ribet dengan gadgetnya, sampai yang kostumnya warna-warna kaya pelangi yang timbul sehabis hujan yang membuat mata gue perlu dilindungi dengan kacamata kayak punya Robocop.

Kali ini, gue mau coba share beragam perilaku ajaib orang Indonesia saat lari berdasarkan pengamatan gue kurang lebih 3 bulan ini saat lari di GBK. Bukan bermaksud nyinyir atau menggurui, percayalah, ini cuma keisengan belaka. Ayo, kamu yang mana?


1. Pelari serius
Biasanya mereka datang ke GBK benar-benar murni untuk lari, kaya gue gini (hahaha pembelaan). Perintilan yang dibawa oleh pelari jenis ini biasanya nggak ribet. Misalnya : uang secukupnya, smartphone, headset dan kadang ada juga yang membawa handuk. Baju yang dipakenya juga nggak aneh-aneh. Baju kaos biasa dan celana training. Biasanya pelari jenis ini suka lari sendiri dan nggak terlalu acuh dengan dunia sekitar karena mereka datang ke GBK emang benar-benar untuk berolahraga.


2. Pelari alay
Biasanya mereka terdiri atas gerombolan generasi milenial perempuan yang kebanyakan masih duduk di bangku sekolah. Seperti yang gue bilang di atas, kegiatan mereka antara lain 10% lari, 80% foto-foto, 5% bikin instagram stories, 5% bikin boomerang di Instagram. Dari segala 'keajaiban' mereka, yang paling gue nggak ngerti dari mereka adalah kostum yang mereka kenakan. Sepatunya sih pake sepatu lari, tapi dipadukan dengan celana jeans dan baju yang lebih cocok dipake untuk hang out ketimbang lari. Nggak cuma yang cewe, yang cowoknya juga begitu. Nggak beda jauh. Kebanyakan ngegayanya ketimbang larinya. Duh dik, kurang-kurangin atuh nyemilin Royconya ya :"")


3. Pelari high class
Kenapa gue bilang "high class" ? Karena dari ujung rambut sampai ujung kuku perintilan yang dipake oleh pelari jenis ini gak ada yang mure alias semuanya branded. Biasanya pelari jenis ini sering gue temui di kawasan GBK. Bayangin aja, T-shirt yang dipake untuk lari yang nantinya bakal kena keringet juga ujung-ujungnya harganya aja bisa sampai Rp1 jutaan. Celana / legging running yang paling murah USD50 atau sekitar Rp600 ribuan. Belum lagi sepatu lari dengan logo "centang" yang tengah ngehits dengan segala kecanggihannya yang harganya dibandrol seharga Rp2 jutaan. Terus kaos kaki yang bakalan diinjek juga pada akhirnya seharga Rp200 ribuan. Melihat harga dari perintilan yang dipakai oleh pelari jenis ini membuat gue pengen memeluk dompet dan menitikkan airmata.


4. Pelari entah pacaran
Pelari jenis ini motif larinya masih dipertanyakan. Apakah murni ingin lari bersama pacar biar semangat, atau modus aja biar bisa pacaran. Kegiatannya 10% lari, 90% pacaran di bawah pohon biar adem. Gue gak paham betul dengan tipe pelari jenis ini. Kadang ada yang suka drama juga lagi lari terus berantem dan cewenya ngambek. Gue makin gak paham dengan pelari yang satu ini -.-


5. Pelari emak-emak
Gak mau kalah sama anak muda, emak-emak ada juga loh yang ikutan lari pagi. Emang sih, mereka ngga se-ngezelin ketika lagi bawa motor di jalan raya. Tapi, adaaa aja kelakuan emak-emak ini yang kadang bikin gue takjub saat lari. Misalnya nih ya, sambil lari mereka masih bisa ngegosipin tetangganya. Belum lagi kalo si emak-emak ini gak mau kalah sama anak muda dari segi pakaiannya. Ada yang pake leging pink, baju kuning super ketat dengan lipatan lemak dimana-mana. Bahkan, gue pernah liat emak-emak yang jogging pake kacamata hitam. Mungkin dia pengen kaya Pevita Pearce kali ya, pake kacamata hitam biar ga dikenalin :(


6. Pelari WNA
Ini tipe pelari yang paling gue suka. Kebanyakan orang bule kalo gue perhatiin pada saat lari itu mereka gak pernah rempong. No gadget, no alay dan mereka itu kuat-kuat banget larinya. Pernah nih ya, gue merhatiin bapak-bapak bule gitu ketika dia udah lari 4 puteran sedang gue baru 2 puteran aja udah ngos-ngosan.. Warbiyasa kan?

Terlepas dari kelakuan masyarakat Indonesia yang aneh bin ajaib ini, tapi gue tetap mengapresiasi niat mereka yang mau bangun pagi untuk berolahraga. Dengan berolahraga seperti lari, artinya mereka udah mulai sadar akan pentingnya berolahraga untuk kesehatan. Jadi nggak usah dinyinyirin yaaa gengs!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017