Langsung ke konten utama

Ada "Saya" di Uang Pecahan Rp1.000 yang Baru

Masih dalam euforia peluncuran desain uang baru oleh Bank Indonesia (BI), ada satu hal yang membuat gue tertarik. Dari 11 desain pecahan uang baru yang bergambar pahlawan atau tokoh yang dikeluarkan, terselip satu foto pahlawan wanita asal Aceh, Cut Nyak Meutia. FYI, Cut Nyak Meutia menjadi 'the only national woman hero' yang ditampilkan dalam desain pecahan uang baru ini. Keren kan?

Sebagai pemilik nama yang sama dengan beliau, ada sedikit kebanggaan tersendiri buat gue. Di samping gue emang nge-fans banget sama dia, untuk menentukan siapa-siapa saja pahlawan atau tokoh yang berhak mejeng di 11 desain uang baru keluaran BI ini prosesnya gak mudah loh guys. Melewati proses yang super duper panjang. 

Mengutip Liputan6.com, Gubernur BI Agus Martowardojo mengatakan untuk pemilihan tokoh di uang baru, BI melakukan konsultasi dengan pemerintah. Bukan hanya itu, BI juga melakukan koordinasi dengan sejarawan dan akademisi. 

"Tadi ketika ditanyakan kepada Bapak Presiden apakah prosesnya, konsultasi pemerintah. BI melakukan pembahasan, FGD (forum group discussion), baik dengan sejarawan, akademisi, pemerintah daerah, Menteri Keuangan, dan Menteri Sosial," kata dia usai peluncuran uang di Gedung BI Jakarta, Senin (19/12/2016).

Gambar Cut Nyak Meutia ini terpampang di uang kertas pecahan Rp1.000. Dibalut kertas berwarna hijau, desain pecahan uang kertas Rp1.000 yang baru ini terlihat lebih apik dan elegan dibanding desain sebelumnya menurut gue sih. Nih gambarnya. 

Foto : Dok. Bank Indonesia

Siapa sebenarnya Cut Nyak Meutia?
Sedikit curhat, sebenarnya sudah lama gue pengen bikin tulisan di blog tentang beliau. Cuma karena alasan deadline (lebih tepatnya males hahaha) niat itu belum terlaksana juga. Baru setelah ada momen yang pas kayak gini gue mencoba menguatkan tekad, mengumpulkan semangat untuk membuat tulisan tentang pahlawan nasional yang satu ini. 

Jauh sebelum kemerdekaan, Indonesia itu punya banyak pahlawan-pahlawan wanita yang keren. Sebut saja R.A Kartini, Cut Nyak Dien, Martha Christina Tiahahu, Dewi Sartika, Rasuna Said, dan masih banyak lagi. Mungkin banyak yang mengidolakan Kartini, tapi bagi gue Cut Nyak Meutia yang paling mendapat tempat di hati gue.

Nyokap pernah bilang, kenapa gue dikasi nama "Meutia" yang notabene identik dengan Aceh sementara gue orang Padang. Nyokap pengen suatu saat gue menjadi perempuan tangguh yang berjuang gak cuma buat keluarga tapi buat orang banyak juga. Sungguh itu amanat yang berat mah... Hhahaha :""""")

Selain itu, kata nyokap, dulu jaman dia sekolah suka pelajaran sejarah. Makanya doi terinspirasi ngasi nama gue nama pahlawan. Dan kemudian dipilihlah nama Meutia. 

Jujur, agak susah buat gue mengumpulkan informasi tentang Cut Nyak Meutia. Gue cari di google, rata-rata pahlawan perempuan yang banyak disebut adalah R.A Kartini. Gue cari bukunya, sudah tidak ada yang cetak lagi. Gue sempat berkunjung ke toko buku bekas nyari buku tentang beliau, yang jual bilang udah nggak ada. Bingungkan. Tapi ya sudah lah ya, gue kumpulin aja infonya dari sumber-sumber yang gue dapat seperti di bawah ini ya. 

Mengutip wikipedia, Tjoet Nyak Meutia lahir di Keureutoe, Pirak, Aceh Utara tahun 1870. Sedihnya, tidak disebutkan kapan tanggal pastinya ia lahir. Jadi gue gak tau setiap kapan masyarakat Indonesia bisa merayakan kelahiran beliau seperti merayakan Hari Kartini. Di sana hanya tertulis kalau beliau wafat pada 24 Oktober 1910 di Alue Kurieng, Aceh. 

Katanya sih, nama Meutia pemberian kedua orangtuanya berarti mutiara. Parasnya nggak cuma cantik, tapi Cut Nyak Meutia juga memiliki tubuh yang indah loh. Pengakuan keindahan rupa dan tubuhnya tidak luput dari perhatian seorang penulis Belanda H.C Zentgraaff dalam bukunya yang berjudul "Atjeh" mengungkapkan :

"...Cut Meutia bukan saja amat cantik tetapi iapun memiliki tubuh yang Semampai  dan menggairahkan. Dengan mengenakan pakaian adatnya yang indah-indah menurut kebiasaan wanita di Aceh dengan siluewue (celana) sutera berwarna hitam dan baju dikancing perhiasan-perhiasan emas di dadanya serta tertutup ketat, dengan rambutnya yang hitam pekat dihiasi ulee cemara emas (sejenis perhiasan rambut)dengan gelang di kakinya yang melingkar pergelangan lunglai, wanita itu benar benar seorang bidadari ." (H.C. Zentgraaff, 1983: 151

Zentgraaff juga mengungkapkan kalau Cut Meutia kecil adalah perempuan yang religius. Orang tuanya menanamkan pendidikan agam islam terutama tentang sikap benci pada kemungkaran dan penindasan bagi siapa saja yang mengganggu islam dan bangsanya. 

Beranjak dewasa, semasa hidupnya Cut Nyak Meutia pernah menikah sebanyak dua kali. Pernikahan pertamanya adalah dengan Teuku Syamsarif. Ia memiliki watak yang lemah dan hidupnya bergantung dengan Belanda. Hal itu lah yang membuat Cut Nyak Meutia merasa tidak ada kecocokan dengan Teuku Syamsarif. Pernikahan kedua Cut Nyak Meutia adalah dengan adik Syamsarif sendiri yaitu Teuku Chik Muhammad. Katanya, Teuku Chik Muhammad inilah pria yang benar-benar dicintai oleh Cut Meutia. 

Seperti yang gue tulis di atas, Cut Nyak Meutia sangat anti terhadap Belanda. Bersama suaminya, ia banyak melakukan pemberontakan terhadap kompeni. Tapi sayangnya, suaminya harus tewas terlebih dahulu di medan perang. Sepeninggal suaminya, Cut Nyak Meutia dan anaknya Raja Sabi hidup berpindah-pindah. 

Singkat cerita ketika dia harus wafat ketika tempat persembunyiannya terbongkar oleh Belanda. Ia wafat tanggal 25 Oktober 1910 karena terkena sebutir peluru di kepala dan dua butir peluru di bagian dada. Begitulah secuil kisah hidup dari Srikandi asal Aceh, Cut Nyak Meutia. Pameo wanita sebagai makhluk yang lemah terbantahkan oleh Cut Nyak Meutia yang gigih berjuang hingga titik darah penghabisan. 

Dengan segala kehebatan dan perjuangannya, buat gue jadi gak salah pemerintah memasukkan beliau sebagai salah satu pahlawan nasional dan mendapat tempat terhormat dengan menjadi cover di mata uang kita. Semoga, akan lebih banyak lagi lahir Cut Nyak Meutia lainnya yang memiliki semangat seperti bara yang tak pernah padam. 


Sumber : http://www.atjehcyber.net/2011/05/cut-nyak-meutia-perlawanan-hingga.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017