Langsung ke konten utama

Jangan-jangan gue lagi memasuki masa "Quarter Life Crisis"

Ketika satu per satu sahabat mulai memasuki babak baru kehidupan, yaitu pernikahan. 


Sabtu, 24 September lalu gue mengisi malam minggu gue dengan berjumpa dua orang kawan lama semasa di bangku kuliah dulu. Tidak banyak yang berubah dari mereka,kecuali kedua sudah sama-sama menikah, dan sama-sama sudah memiliki bayi yang lucu.

Lama ngga ngumpul dengan para sahabat gue yang sudah menjelma menjadi bu ibu ini, sekarang yang menjadi tema pembicaraan kami udah jauh beda. Dulu, sekitar 2-3 tahun lalu yang kita omongin nggak jauh-jauh soal kegalauan dengan cowo ini cowo itu, ngegosipin para artis-artis kampus yang nggak jelas, dosen yang cerewet atau tugas kuliah yang menumpuk. Tapi sekarang, yang menjadi topik pembicaraan adalah cara mandiin anak, ngerawat anak kalo lagi sakit, dan soal baju-baju anak perempuan yang lucu-lucu. Tinggal gue yang sendiri manggut-manggut diem dipojokan (ngga meratapi nasib ya!).

Melihat perubahan kedua sahabat gue yang amat drastis ini, gue cuma punya satu kata buat mereka: Ajaib. Istilahnya nih ya, busuk-busuknya, gokil-gokilnya kedua wanita ini gue tau. Hahahaha. Tapi sekarang mereka sudah menjelma menjadi bu ibu superb yang tentunya bakal jadi panutan buat anak-anaknya. 

Nah, bagaimana dengan gue?
Sejujurnya, gue terlahir sebagai perempuan yang banyak maunya (alias BM). Ada sederet 'Daftar Keinginan Seorang Meutia" yang mau gue wujudkan satu per satu selepas gue lulus kuliah. Mulai dari kuliah lagi, ngerjain usaha sampingan, beli gadget baru, liburan, menikah dan masih banyak hal yang mau gue wujudkan mumpung usia gue masih muda. 

Usia gue tahun ini sudah menginjak 24 tahun. Tahun 2017 tinggal beberapa bulan lagi, dan gue bakal genap berusia seperempat abad. Katanya sih, usia 25 itu adalah usia yang dianggap 'sakral' bagi sebagian orang. Katanya lagi, usia ini seseorang dipercaya telah mencapai tingkat kedewasaannya sebagai manusia. Maka tidak mengherankan jika di usia seperempat abad banyak perubahan dan keputusan besar yang diambil. Apa jangan-jangan gue lagi memasuki masa "quarter life crisis syndrome" ya?



Kuliah atau menikah?
"Kalau udah ada calonnya ya nikah aja dulu," ujar asisten redaktur kanal property Okezone.com kepada saya yang disamarkan namanya.

Masalahnya calonnya juga belum ada, gimana dong? ://

Siapa sih yang nggak mau meraih pendidikan setinggi-tingginya? Cantik, berwawasan luas, dan sekaligus ibu rumah tangga yang sukses adalah impian setiap wanita. Kalau boleh gue memilih, sosok wanita Indonesia yang memiliki ketiga poin tersebut adalah Dian Sastrowardoyo. Siapa sih yang nggak kenal dengan pemeran Cinta dalam film laris "Ada Apa Dengan Cinta?" ini?

Apapun kegalauan yang gue hadapi saat ini, gue ngga akan mau terjebak lama-lama jika memang gue sedang berada di fase “quarter life syndrome” ini. Di usia gue yang sekarang, puji Tuhan gue sudah memiliki pekerjaan yang sesuai dengan hobi gue yaitu menulis. Memiliki keluarga dan orang tua yang selalu mensupport apapun yang gue mau, dan sahabat-sahabat yang selalu ada meski mereka jauh. Masih banyak target yang harus gue kejar sampai akhir tahun. Salah satunya gue pengen menguasai beberapa bahasa. Kayaknya keren aja gitu kalo bisa ngomgong dengan banyak bahasa. Ya nggak? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017