Langsung ke konten utama

Lebih Banyak Bersyukur :)

Selasa, 9 Agustus 2016

Adzan Subuh belum lagi berkumandang, gue udah membuka mata duluan. Iya, gue bangun sepagi ini karena ada tugas meliput dari kantor ke kota kembang, Bandung. Mobil kantor bakal jemput gue jam 6 di kantor. Mata gue sih terbuka, tapi badan gue serasa dipaku di atas kasur. Persendian gue semuanya terasa mau copot. Jangankan untuk bangun, bergerak sedikit aja gue susah.

Yap, gue baru sampe rumah jam 12 malam dan baru memejamkan mata selama 4,5 jam.

"Kenapa sih harus sepagi ini," ujar gue sambil ngedumel dalam hati.

Sebenernya gue emang ngga pernah bermasalah jika jam tidur gue kurang. Tapi karena semalam adalah perdana gue ikut latihan karate di kantor, jadi badan gue agak kaget dan rontok semua. Ngantuk, letih dan capek seakan bercampur jadi satu.  Aneh ya, padahal gue lumayan sering olahraga. Dua-tiga kali seminggu gue sempatkan untuk lari dan bersepeda keliling komplek. Tapi, ya udahlah ya.

Dengan susah payah gue mengumpulkan niat dan tenaga, gue pun bangun. Berjalan mengambil handuk dan menuju kamar mandi. Gue pun bergegas melakukan ritual mandi, dan tak lupa ditutup dengan wudhu. Mata gue pun masih separuh terbuka, seakan ngga rela harus bangun sepagi ini....

Setelah semuanya rapih, gue memutuskan untuk naik ojek online aja menuju kantor. Karena daripada gue harus naik motor sendiri pagi-pagi buta begini, mending gue naik ojek aja. Sempat terbersit ragu di benak gue. "Apa ada ojek online pagi-pagi buta gini?" .

Akhirnya, nggak lama setelah memasukkan alamat tujuan, ojek online yang gue pesen pun datang. Ternyata masih ada tukang ojek yang berbaik hati mau nganterin gue dari Bekasi-Gatsu.

Jam di casio gue menunjukkan pukul 05.00 WIB. Sepanjang perjalanan dari rumah ke kantor, gue memperhatikan banyak hal. Gue suka memperhatikan sekeliling gue kalo lagi iseng. Mungkin gue ada bakat menjadi pemerhati sosial.

Karena gue jarang banget bangun pagi, Gue ga nyangka udah banyak aja rakyat Bekasi yang beraktifitas. Orang-orang tua baru keluar dari mesjid, toko-toko kelontong pada buka, pasar mulai ramai, tukang sayur yang mendorong gerobak sayurnya, dan nggak ketinggalan stasiun kereta udah rame aja jam segini. Nggak ketinggalan juga motor-motor yang berseliweran ntah kemana tujuannya, dan tentunya termasuk si bapak ojek yang rela mengantarkan gue dengan jarak tempuh 25km ini. Gue memandang dengan takjub semua itu.

Akhirnya gue pun berpikir, gue malu dengan diri gue sendiri. Baru sekali-sekali ini aja ditugaskan liputan pagi, gue udah ngeluh, ngedumel dan seakan-akan ga rela waktu tidur gue terampas. Gue udah mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lumayan, masih suka ngeluh. Apa kabar mereka yang setiap hari ikhlas bangun pagi, demi mencari nafkah dengan pendapatan yang nggak seberapa. Malu sekali gue rasanya :'''

Gue jadi ingat, almarhum papa suka ngeledekin  bercanda kepada mama gue. "Alun tantu matoari ka tabik, nyo lah pai karajo," artinya : Belum tau matahari bakal terbit hari ini, dia udah pergi kerja. Maksudnya, saking gigihnya nyokap gue bekerja karena doi berangkat kerja selalu pagi-pagi banget.

Sebenarnya, Rasulullah SAW sendiri menganjurkan pada umatnya untuk bangun pagi untuk mendapat keberkahan rezeki. Sebagaimana ada sebuah hadits yang perlu untuk kita renungkan, yakni dari Shakhr bin Wada’ah r.a., ia berkata bahwa Rasulullah Saw. telah bersabda:

“Ya Allah, berkahilah umatku di pagi harinya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Dalam hadits yang diceritakan oleh Shakhr bin Wada’ah r.a. tersebut betapa jelas bahwa Rasulullah Saw. berdoa agar umatnya diberikan berkah pada waktu pagi hari. Shakhr bin Wada’ah r.a adalah seorang pedagang yang biasa mengirimkan barang dagangannya di pagi hari, sehingga dia menjadi kaya dan banyak harta. Berarti, Shakhr bin Wada’ah adalah orang yang bisa menyambut keberkahan Allah Swt. karena doa Rasululllah Saw. untuk umatnya di pagi hari.

Jadi kalo kamu semua ingin mendapat keberkahan, janganlah malas bangun pagi. Ngga usah pake ngedumel-ngedumel kaya gue. Banyak orang lain yang hidupnya jauh lebih nhga beruntung dari kita. Seperti kata-kata yang pernah gue baca "Hidup yang kau keluhkan kadang adalah hidup yang orang lain inginkan,"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017