Langsung ke konten utama

Setahun Kemarin Gue Ngapain Aja Ya?

Seperti blogger pada umumnya, gue bakal merangkum beberapa peristiwa yang sudah gue lewati selama satu tahun ini. Meski ini udah telat banget, tapi gak papa lah ya. Sebenarnya, mostly tahun ini gue bersyukur banget karena ada beberapa target dalam hidup gue yang tercapai. Di sisi lain, tahun ini bisa dibilang tahun pendewasaan buat gue. Karena ada beberapa hal yang kadang sekuat hati kita usahakan tapi jika Sang Maha Kehendak bilang tidak, kita bisa apa :)

Gue bakal merangkum apa aja peristiwa penting yang sudah gue lewati setahun ini. Ntah itu kegagalan, bahagia, senang ataupun sedih. Here we gooo!

Januari
Diawali dengan Tahun baru 2016 lalu masih gue habiskan dengan pria yang tidak mau gue sebutkan namanya itu beserta keluarga gue di puncak.

Februari
Bulan ini gue ulangtahun. Nggak ada yang spesial di ultah gue tahun lalu. Selain itu, di bulan ini pertama kalinya gue main ke rumah sahabat gue Mbak Kiki di Sukabumi bersama Mbak Sobok. Kedua wanita tangguh ini memang sangat menginspirasi gue. Kami bertiga sama-sama berhijab, dan sama-sama berbadan 'curvy' hahaha. Di sana seru banget karena kita diajak sama keluarga mbak kiki untuk piknik di beberapa tempat wisata di Sukabumi. Salah satu yang paling greget adalah ketika gue harus naik motor bebek menuju ke sebuah lokasi air mancur yang jalurnya notabene lebih cocok dan aman kalau kita naik motor trail. Kebayang gak tuh seremnyaaaa?

Maret
Sepupu gue nikah! Yup, akhirnya setelah pacaran kurang lebih hampir 9 tahun akhirnya sepupu gue nikah sama pacarnya. Karena gue tinggal di rumahnya dia, gue jadi ikut sibuk mempersiapkan semuanya. Dan yang paling senang adalah karena nyokap gue dateng dari Padang ke Jakarta. Hal yang menyedihkannya adalah hubungan gue dengan pria Voldemort itu mulai memburuk. Nggak cuma itu, cobaanpun datang bertubi-tubi di bulan ini...

April 
Sebulan kemudian akhirnya dia menyerah dan memilih pergi.

Mei
Masa-masa paling desperate dalam hidup gue. Haha. Sampah ya. Guepun mencoba mengalihkannya dengan piknik bersama sahabat gue. Saking desperatenya, dalam bulan ini gue piknik sampai 2 kali. Hahah bokek banget gue waktu itu. Piknik pertama adalah bersama sahabat gue jaman kuliah (Taping dan Afifa) ke Bogor. Lumayan menghibur, karena di sana kami icip-icip kuliner kota Bogor yang kekinian seperti Pizza Kayu bakar, Death by Chocolate. Yang paling seru di Death by Chocolate karena di sana kita makan dan ditemenin dengan atraksi mengerikan dari setan-setan yang berkeliaran. Alhasil bukannya makan, gue dan sahabat gue Afifa yang pengecut sama setan meskipun boongan malah jejeritan :"")

Piknik yang kedua adalah ngebolang ke Anyer dengan Mbak Erni. Dua mbak-mbak galau ini pun ngebolang ke Anyer dengan menggunakan bus. Senengnya, kami dapat voucher hotel yang lumayan bagus jadi gak perlu mikirin biaya untuk penginapan. Di sana gue puas-puasin berenang, main pasir dan motret senja.

Juni
Bulan ini termasuk bulan terberat yang gue lalui di 2016. Karena ada satu dan lain hal, gue harus pindah dari Rempoa ke Bekasi. Kepindahan gue ini juga penuh drama sebenarnya, cuma gak usah diceritain lah ya. Tapi yang pasti, tinggal di Bekasi ini sangat menguji banget ketangguhan gue dalam mengendarai sepeda motor karena harus mengendarai motor PP 3 jam menuju kantor dan rumah.

Meski begitu, pada bulan Juni ini juga gue sangat bersyukur karena gue bisa kembali bertemu dengan sahabat gue jaman SD setelah hampir 10 tahun gak ketemu. Meski gak semuanya ngumpul, tapi itu cukup membuat kami senang karena bisa meluapkan kerinduan dan berbagi cerita tentang kehidupan. Ceilahh.

Juli
Gue pindah ke Tempo. Ini mungkin menjadi salah satu pencapaian terbaik gue tahun ini. Gue ga henti-hentinya bersyukur sama DIA YANG MAHA KUASA atas apapun yang gue lewati. Bergabung di salah satu anak usaha Tempo ini menjadi pengalaman berharga buat gue. Bertemu tim baru, desk baru dari yang dulunya ngurusin perekenomian negara sekarang ngurusin telekomunikasi. Ini tentunya tantangan baru buat gue.

Agustus
Gue nyoba gabung Karate. Ini pertama kalinya dalam 24 tahun hidup gue ikut beladiri. Awalnya takut, sungkan tapi ternyata seru juga. Gue jadi tahu bagaimana melindungi diri dari kejahatan secara gue tinggal sebatang kara di Ibu kota yang kejam ini... :"")

Di bulan ini juga Korlip yang sudah kami anggap seperti ayah sendiri ini ulangtahun. Gue dan tim gue pun menyiapkan surprise untuk dia dan berhasil. Meski sebenarnya perjuangan membeli kue buat dia itu gak gampang karena gue sama Dini sampai jatuh dari motor dan keujanan..

September
Ada hal yang membuat gue senang dan sedih bersamaan di bulan ini. Pertama, setelah 6 tahun tinggal di Jakarta akhirnya gue diperbolehin ngekos. Gue akhirnya menyerah dengan lalu lintas Jakarta-Bekasi yang kejamnya ngalahin ibu tiri. Setelah meminta restu sama nyokap gue di Padang, pencarian kos-kosan di sekitaran kantor pun dimulai. Dan itu gak mudah ya. Akhirnya setelah browsing sana-browsing sini gue berhasil menemukan kos-kosan yang harganya lumayan affordable buat gue di kawasan Warung Jati.

Yang kedua adalah ini adalah gue kerokean sama temen-temen gue di Okezone dulu. Yap, seperti kerokean sebelumnya, yang isinya 70%nya nyanyi dan 30% curhat.

Hal yang paling menyedihkannya adalah Idul Fitri tahun ini gue gak bisa ngerayaainnya di Padang. Jangan ditanya gimana sedihnya.


Oktober
Ulang tahunnya Mama. Doa yang sama selalu gue haturkan untuk wanita yang paling gue sayang dalam hidup gue melebihi apapun ini. Semoga mama selalu diberi kesehatan, kebahagiaan, dan vertigonya gak kambuh lagi.

Di bulan ini gue piknik ke pulau onrust, cipir, dan kelor ditemenin abang sepupu gue. Gue sudah pernah menceritakannya di blog ini. Terus gue juga piknik ke Maribaya, Bandung. Emm kalo yang ini ga terlalu menarik sih, jadi gak usah diceritain lah ya.

Di bulan ini juga gue kenal dengan sesosok pria absurd yang membuat gue galau akut sampai sekarang. Sayangnya, dia jauh.

Popcorn di launching!

November
Bulan ini gue piknik sama temen-temen kantor gue ke Gunung Pancar. Sebelumnya, pria yang tidak mau gue sebutkan namanya itu pernah menjanjikan gue untuk piknik kesini sih. Cuma, ya udah la ya. Memang gak jodoh.

Ada satu liputan yang mengharuskan gue ketemu lagi dengan temen-temen gue di desk ekonomi. Ada beberapa orang yang males banget gue temuin sebenarnya, hahaha.

Oia, di bulan ini Coldplay resmi ngumumin jadwal tur dunia nya tahun depan. Dan sedihnya Jakarta gak masuk. Akhirnya, gue nonton di Singapur. Perjuangan untuk mendapatkan tiket konser ini pun penuh drama sebenarnya. Hahaha.

Hal menyenangkan lainnya adalah gue dapet jatah liputan offroad di Cikole Bandung. Gue ngerasain sensasi gimana naik mobil Land rover, melintasi jalanan yang berlumpur dan mobil yang terguncang-guncang itu SERU.

Desember
Pertama kalinya gue ikut kelas yoga di kantor. Seru. Gue suka mencoba berbagai hal baru dalam hidup gue. Awalnya, gue pikir yoga itu gampang. Tapi ternyata setelah gue jalani, Yoga itu gak semudah yang gue pikir. Badan gue diplintir kesana kemari, kaki kemana, tangan dimana. Tapi, efeknya jangan ditanya. Badan gue jadi lebih segar dan pikiran jadi jauh lebih positif.

Menutup tahun 2016 tidak ada yang spesial buat gue. Liputan, kerja seperti biasa, tanpa kembang api, tanpa petasan, dan tanpa bakar-bakaran.

Mengutip kata salah satu penulis favorit gue, Ika Natassa, "Calender does not decide when your going to change your life for better. You do"

Banyak yang terjebak pada ilusi tahun baru yaitu memulai dari awal. Padahal sesungguhnya jika kita ingin membuat perubahan penting dalam hidup, memulai hari yang baru, kita sendiri yang paling tahu kapan saat yang paling tepat, bukan menunggu kalender. 

Kebanyakan orang juga bangun pada tanggal 1 Januari dalam keadaan mengantuk, atau pengar dan bermalas-malasan seharian, antiklimaks. Besoknya, saat sudah mulai bekerja lagi, juga masih sama. Tidak ada yang tiba-tiba rajin atau berbinar-binar dengan kepala meledak oleh ide-ide baru.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017