Langsung ke konten utama

Manado <3

Mba Rani : mut, ada dua agenda liputan. Satu ke Bukittinggi satu ke Manado, mau yg mana?
Mas Martin : Kalo gue jadi lo sih gue ke Manado mut, Bukittinggi kan lo bisa kesana pas mudik.
Gue : Hmmm.... ok mba ran, Manado aja.

Begitu kira-kira percakapan gue dengan Mba Rani dan Mas Martin beberapa waktu lalu. Yap, akhirnya ini liputan luar kota gue pertama kali setelah di kanal ekonomi. Tanggal 4 Desember gue pun berangkat. Jam 3 gue bangun, (pedahal sebenarnya juga gatidur si, takut ga kebangun) dan bersiap-siap. Dengan mata yang masi berat banget gue pun bergegas merapihkan diri.

Setelah semuanya rapi, gue pun diantar ke bandara diantar oleh Om deri. Diperjalanan gue berpikir siapa temen gue nanti pas liputan disana. Soalnya bakalan garing banget pasti kalo liputan sendokiran.. -.-

Gue pun iseng mengecek blackberry gue. Tetiba mata gue tertuju pada sebuah status BBM temen gue, bang mamat. Yaps, doi adalah salah satu temem liputan gue di BUMN dan energi.

"Cling" blackberry gue bunyi

"Mut, lo ikut liputan ke Manado kan? Gue nitip rokok n kopi yak. Di bandara mahal," begitu kira-kira isi bbmnya.

Dengan sigap dan kegirangan gue pun membalas bbmnya. "Lumayan, ada temen ngobrol" gumam gue dalam hati.

Sesampai di bandara Soetta, bang Mamat udah nunggu gue di depan KFC. Kami pun masuk dan menuju meeting point yg sudah disebutkan oleh si empunya acara yakni acara perbankan. Disana, mba Vinda, sudah duduk manis menunggu gue. Kami pun duduk disebuah kedai kopi yang gue lupa namanya.

"Mba, dari Jakarta siapa lagi wartawannya yang ikut selain kita?," tanya gue mengawali pembicaraan.

"Dari Jakarta cuma kalian aja mba. Sisanya kontributor di Manado sana," ucap dia.

*glek*, kata gue dalam hati. Kemudian gue pun mengirim BBM ke bang mamat yang notabene berada disebelah gue.

"Mamamm ga tuh.. feeling gue ga enak nih. Masa cuma kita doang wartawannya," . Dan bang Mamat cuma ketawa...

Panggilan untuk menaiki pesawat pun berbunyi. Kami pun bergeas menaiki maskapai berlogo burung biru tersebut. Fyi sih, ini pertama kali gue naik pesawat biru ini. Selama mudik kalo ga naik pesawat semua kalangan singa atau ga pesawat sriwijaya. Hehehe.. lebih murah..

Perjalanan Jakarta-Manado ditempuh selama tiga jam. Gue pun sangat excited. Beda banget antara pesawat biru ini dan pesawat lain yg pernah gue naikin. Dari profil penumpangnya, kayanya sih menengah atas, hingga fasilitas yg diberikan di dalam pesawat.

Sayangnya, selama perjalanan pesawat yg gue tumpangi banyak mengalami turbulensi (goncangan). Gue adalah sosok manusia yang paranoid. Muka gue udah ijo gitu, sedang bang mamat yang berada di sebelah gue tidur dengan nyenyaknya. KZL!! Untungnya maskapai ini memberi fasilitas tv lcd. Jadi gue bisa nonton beberapa film untuk menghilangkan kecemasan gue...

Tiga jam kemudian gue sampai di Manado. Gue dan tim disambut dengan bau tanah yang khas ketika tiap habis hujan. "Pantesan turbulensinya banyak banget tadi, Manado ujan ternyata" gumam gue dalam hati.

Di bandara kami pun sudah ditunggu oleh supir yang akan mengantar kami ke hoTel. Manado, sebuah kota yang asing bagi gue. Sama seperti Padang, kota ini memiliki banyak pantai, dan semuanya bagus banget. Sayangnya gue kesana pas lagi musim ujan, kalo ga bisa ke Bunaken. Kebetulan si yang empunya acara juga nawarin.

Sepanjang dari bandara ke Manado gue ga bisa berkedip. Kalo menurut gue sih, Manado itu tata kotanya sama kaya Padang, tapi Manado jauh lebih maju. Manado memang terkenal dengan mayoritas masyarakatnya non muslim. Tak jarang gue banyakkk banget melihat warung-warung yang menjajakan babi dimana-mana. "Saking banyaknya, kalo di Jakarta kaya warteg kali ya. Dimana-mana," gumam gue.

Kebetulan Mba Bebi, tim gue yang di Manado sangat ramah. Dia pun menjelaskan apa yang unik-unik yang ada di kota ini. Satu hal yang membuat gue 'bergidik' adalah kebiasaan makan masyarakat Manado. Kata Mba Bebi, masyarakat Manado terbiasa memakan kelelawar, anjing, babi, kera, tikus, bahkan kucing!! Can you imagine it????!!

Kata mba Bebi, itu memang udah jadi tradisi masyarakat Manado. Bahkan, ada candaan, "di Manado,semua yang berkaki empat kita makan. Kecuali kaki meja,"

Oh men -.-

Tadinya gue dan tim mau diajak ke Pasar Tomohon. Pasar ini terkenal dengan istilah pasar ekstrem. Di pasar inilah hewan2 berkaki empat yang gue sebutkan tadi dijual. Tapi, gue dan tim memilih ga mau kesana. Bukannya apa-apa, iman gue belum siap melihat kenyataan ini..... hahahhh...

Si bang supir kemudian membaw kami makan ke sebuah rumah makan. Rumah makannya sangat asri dan cantik. Karena  berada diluar ruangan. Meja tempat kami dudukpun langsung menghadap pantai. Bagus banget pemandangannya.

Tak hanya pemandangannya yang memukau, makanannya juga sangat enak dan segar. Bahkan, untuk memesan makanan kita langsung memilih sendiri di kolamnya!!

Tak beberapa lama berselang menu serba laut khas Manado pun tersaji. Mulai dari sambal dabu-dabu, sop ikan, dan menu-menu lain yang ga gue hapal.  Cucaca yang dingin sehabis hujan membuat perut gue laparr. Hhahahaa..

Pukul 14.00 gue dan tim sampai di hotel. Kami pun beristirahat sebentat merebahkan badan sebelum jam 16.00 WITA karena setelah ini akan ada acara bebas seperti jalan-jalan. Jam 16.00 WIB kami pun berkumpul di lobi hotel untuk jalan-jalan mengitari Manado. Sekali lagi, sayang banget Manado sedang musim hujan. Alhasil gue dan tim hanya dibawa berkeliling di kota Manado sambil wisata kuliner. Lumayanlah, daripada engga sama sekali.

Setelah berkeliling kami pun berhenti di Pantai Malalayang. Disana kami makan pisang dengan sambal dabu-dabu. Si Gerdut sahabat gue pernah bilang,  "Mut, kalo lo ke Manado ga makan pisang dan sambal dabu-dabu, bukan ke Manado namanya," . Baiklah Gerdutt gue pun mencoba penganan khas Manado ini.

Tak lama setelah memesan, pesanan kami pun datang. Cuaca dingin dan pisang goreng yang panas dan sambal yang pedas adalah perpaduan yang pas waktu itu. Dan benar, rasanyaaa nikmaaaaat sekali. Oia, kami makan juga ditemani dengan cantiknya Pantai Malalayang lho.

Setelah puas jalan-jalan dan perut kenyang, kami pun kembali ke hotel. Di hotel gue pun beristirahat sebelum makan malam jam 20.00 WITA. Jam delapan teng gue pun makan malam di sebuah restoran di Manado. Restoran ini terkenal dengan menu seafoodnya. Gue yang tadi sore udah makan banyak banget pun menyerah, hanya memilih makan lauknya aja. Ga pake nasi...

Keesokan harinya liputan pun dimulai. Gue bangun jam 7 pagi dan bersiap meliput kegiatan salah satu bank disana. Jam 13.00 WITA selesai liputan. Kami dan tim pun makan siang di rumah makan yang bernama Bukit Manado. Rumah makan ini sangat khas Manado sekali. Dan sesuai namanya, rumah makan ini memang benar-benar berada di atas bukit. Jadi, gue bisa melihat cantiknya pemandangan kota Manado darisini.

Jam 16.35 WITA pesawat kami take off. Puas sekali berada dua hari satu malam di kota ini. Pantainya nan cantik, makanannya yang khas hingga penduduknya yang ramah ga bakal gue lupain. Yah setidaknya list daerah-daerah yang pernah gue kunjunhi di Indonesia bertambah satu. Heheehe...

Nb : udah dulu yak, gue udah dipanggil buat masuk ke pesawat karena sekarang gue lagi di Batam dan menuju Padang. Kali ini bukan buat tugas negara, tapi karena gue cuti. Have a nice holidayy  :*

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan be

Mou leípeis

..... Matamu apa kabar?  Masih teduh?  Sejujurnya aku rindu tatapan itu.  Tenang, dan dalam. Seperempat abad usiaku, belum pernah aku melihat mata setenang itu.  Punggungmu bagaimana? Masih sehangat dulu?  Aku pernah terlelap di sana.  Nyaman. Jakarta, 20 April 2017