Kalau ada orang yang paling mengerti jalan pikiran dan isi hati para suami di Gang Ahmada, barangkali jawabannya adalah Babe, penjaga warkop 24 jam di sudut Gang Ahmada. Bapak-bapak di lingkungan sana lebih senang mengadu pada Babeh terkait masalah yang dihadapinya, ketimbang pada istri-istrinya sendiri. Tidak ada yang tahu siapa nama asli pria berpostur kurus, tinggi ini dan berkepala nyaris botak ini. Meski usianya nyaris mencapai kepala enam, tangan Babeh masih sangat lihai meracik Indomi, bubur kacang ijo dan kopi di Warkopnya. Di warung kopi tersebut, Babe hidup sendiri. Tidak ada yang tahu persis dimana anak-anak dan istri Babeh. Segelintir tetangga bilang, Babeh dan istrinya sudah bercerai puluhan tahun lalu dan anaknya dibawa oleh istrinya. Sejak saat itu Babe mencukupi kebutuhan sehari-harinya dengan berjualan indomie, roti bakar, dan bubur kacang ijo beserta aneka minuman di salah satu gang sempit di Jakarta. "Si Hasan kagak ke sini, Be?" tanya Pardi. ...