Langsung ke konten utama

Mengapa Kamu Harus Berhenti Kepo Mulai Sekarang

Menurut hemat gue, ada beberapa jenis kekepoan yang harus dihindari di dunia yang fana ini.

Pertama, kepo terhadap urusan pribadi orang lain. Kecuali si orang tersebut menceritakan sendiri ke elo, lo boleh kepo. Misalnya kepo terhadap rumah tangga artis-artis di Indonesia. Sudahlah gak tau duduk permasalahan sebenarnya, eh komennya jahat pula. Duh mbak. 

Kedua adalah kepo tentang kehidupan mantan. Kekepoan tentang hal ini juga harus secepatnya kamu hentikan karena sangat tidak berfaedah. Prinsipnya, gue gak mau tau lagi tentang secuilpun informasi pria yang sudah menyandang status mantan di hidup gue. Ntah itu kabarnya, dia udah ngasi makan bebeknya atau belum, atau bahkan soal pacar barunya. Gue menghindari hal-hal itu. Because the more you know, the more hurt you'll get. 

Sebenarnya, ada waktunya elo boleh kepo soal mantan. Seorang kawan pernah ngomong kayak gini ke gue. "Kepolah ketika lo udah siap. Kapan siapnya? Ketika lo udah bahagia, ketika lo udah punya pasangan juga. Tapi kalo lo belum punya pasangan, kepo yang lain aja. Ngepoin Chris Martin misalnya," kata mbak-mbak manis berkacamata itu gue. Jadi, kenapa kamu harus berhenti kepo sekarang juga. Berikut alasannya :

1. Bikin baper 
Ini udah pasti. Keponya cuma dua menit, move on nya sampe dua bulan. Gak mau kan? Ketika sekali kita kepo terhadap sesuatu, pasti kekepoan itu terus berlanjut. Apalagi kalo udah melihat si mantan udah bahagia dengan pacar barunya. Pasti jadinya bikin baper. 

2. Bikin dosa
Setelah baper karena melihat si mantan sudah bahagia dengan pacar barunya, kemudian timbullah keinginan untuk ngepoin pacar baru si mantan. Meski pacar baru si mantan itu 1.000x jauh lebih cantik dari elo, pasti tetep aja ujung-ujungnya lo bakal ngejelek-jelekin dia. Mulai dari ngatain alisnya ketebelanlah, rambutnya kayak keset, kurus banget kayak tangkai sendok, atau gendut kayak semen 1 sak. 

Dan parahnya, gak jarang kita ngajak sahabat berghibah kita untuk ikut ngomentarin penampilan si cewek tersebut. (pengalaman pribadi penulis hahah). Kalau udah begitu, ujung-ujungnya ya dosa. Taukan seberapa besar dosanya ghibahin orang? :(

3. Buang-buang waktu dan kuota
Udah bikin sakit hati plus bikin dosa, kepo juga bakal membuang waktu dan kuota internet kita pastinya. Coba bayangkan, ada banyak hal produktif lain yang bisa kita lakukan ketimbang ngepoin kehidupan si mantan. Mulai dari membaca buku, menyulam, menjahit, atau memikirkan agar bisa berkontribusi bagi nusa dan bangsa. Kuota internet kamu juga mbok dihemat buat hal-hal bermanfaat. Misalnya buat membaca situs-situs web luar, atau belajar ilmu baru yang belum kamu kuasai.

4. Kerjaan jadi terbengkalai
Saking menggebu-gebunya ngepoin mantan membuat mood jadi rusak, dan kerjaan di kantor berujung jadi keteteran. Ujung-ujungnya bakal diomelin sama bos. Gak mau kan? 

Sekian sederetan alasan mengapa kamu harus berhenti kepo mulai dari sekarang juga versi gue. Ini bener-bener based on true story gue sih. Supaya gak ada lagi hati-hati yang patah gara-gara kepo nya yang terlalu maksimal. Jadi, kalau udah putus ya sudah lah ya.. 

http://www.huffingtonpost.com.au



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Menikah: Tentang Mencintai Sedalam-Dalamnya, Memaafkan Seluas-Luasnya

Sejujurnya nih ya, gak ada seujung kukupun gue punya hak ngasi wejangan apapun soal pernikahan. Wong gue baru menikah bulan September lalu. Tapi berhubung karena ini blog gue dan gue bebas mau nulis apa, ya udah la ya... Mungkin di luaran sana banyak buku yang menulis tentang "Key secret to succesful marriage" atau "How to have a happy marriage" atau buku-buku tentang pernikahan yang bahagia lainnya. Tapi gue gak yakin ada manusia yang mencoba mempraktekkan apa yang tertulis di buku tersebut 100 persen. Gue pikir gak ada rumus baku yang mengajarkan bagaimana menciptakan pernikahan yang awet dan harmonis. Setiap manusia itu berbeda-beda. Yang tau karakter pasangan kita adalah kita sendiri. Jadi ya, yang tau caranya ya (mungkin) kita.  Beberapa minggu sebelum menikah, gue sempat meminta nasihat dari orang-orang terdekat gue.  Banyak banget saran dan masukan yang gue dapat. Ada yang bilang, kalo sudah punya pasangan nanti jangan membanding-bandingkannya d...