Langsung ke konten utama

Diistimewakan Oleh Yogyakarta (III/Habis)

Mengunjungi candi-candi yang ada di Jogja membuat gue berasa ditarik ke masa lalu. Masa dimana Jawa masih dipimpin oleh para raja-raja. Ada putri raja, ada permaisuri, prajurit dengan kuda dimana-mana. Dalam bayangan gue nih, mereka berseliweran di sekeliling candi, dan setiap sore sang putri duduk-duduk di sekitar candi sambil memandangi cantiknya matahari sore di Tanah Jawa. 

Hari ketiga di Jogja, gue masih merasa diistemewakan selama di sini. Kali ini, beberapa situs candi menjadi tujuan gue. Gue menggunakan transportasi Transjogja., pengen tau aja sih rasanya gimana keliling Jogja naik bis yang satu ini. 

Sampai di terminal (gue lupa nanyanya), barulah gue memesan ojek untuk membawa gue ke beberapa candi di sekitar Prambanan. Kalo gak salah waktu itu si bapak ojeknya gue bayar Rp60 ribu, dia mengantarkan gue ke beberapa tempat. Mulai dari Tebing Breksi, Candi Plaosan, Candi Ijo, dan terakhir Candi Prambanan. 
foto by: me
menikmati sunset di sudut Prambanan
Jogja itu ya, gak ngerti lagi. Udah pemandangannya bagus, apa-apa serba murah, tiket masuk ke tempat wisatanya juga murah-murah banget. Rata-rata candi yang gue kunjungi tiket masuknya gak lebih dari Rp4 ribu. Gue udah disuguhi dengan cantiknya candi-candi yang usianya sudah ratusan tahun, tapi masih berdiri kokoh.





Yang paling membuat gue ternganga adalah Candi Prambanan. Ini kali pertama gue menginjakkan kaki candi Hindu yang termegah di Asia ini. Tiket masuknya emang agak sedikit lebih mahal yakni Rp40 ribu, tapi itu gak ada apa-apanya ketika kita udah berada di dalam kompleks candi ini. 

Baru masuk aja, kita udah disuguhi alunan musik gamelan khas Jawa. Alunan musik itu mengantar gue ke pintu masuk Prambanan ditemani rumputan hijau yang luas dan pepohonan yang sejuk. Saking sejuknya, rasanya gue pengen guling-guling tuh di rumput!!

Gue nyampe di Prambanan pas banget udah sore. Matahari udah gak begitu terik, tapi masih bersinar di balik candi. Angin yang berhembus juga menambah kesjeukan sore itu. Alahhhh... Aduh pokoknya, gue susah deh mendeskripsikannya saking cantiknya Prambanan sore itu. Gue bener-bener berasa bukan lagi di tahun 2017 ketika di sana.



karena di balik foto yang paripurna, ada sahabat yang sengsara

Akhirnya setelah puas lalala yeyeye disekitaran Prambanan, waktu jualan yang memisahkan gue. Magrib menjelang, gue pun harus kembali ke hotel.

Eh sebelum balik ke hotel, gue menyempatkan diri untuk nyobain es grim gelato yang hits itu yaitu Il Tempo Del Gelato. Dibanding dengan Jakarta, Gelato di sini itu lebih murah dan lebih banyak porsinya (ya iyalah). Dua scoop gede gelato + cone super gede di sini itu cuma Rp25 rebu aja. Di Jakarta, gue pernah makan es grim gelato di daerah Kemang, itu Rp25 rebu scoopnya kecil banget jadi gak puas :(


++++++++++++++++++++++++++++

Jauh-jauh hari sebelum ke Jogja, gue udah mewanti-wanti Mbak kiki sahabat seperngebolangan gue kalo gue pengen solat di masjid UGM. Dan alhamdulillah, keinginan gue untuk menjatuhkan sujud gue di kampus biru ini terwujud berkat sepupu gue yang kuliah di sana.

Masjidnya? Gedeeeeeee banget. Di dalamnya juga sejuk, toiletnya bersih, dan yang paling penting adalah mukenahnya wangi-wangi banget. Gue solat Ashar di sana.

Setelah dari masjid UGM, gue dan adik gue keliling buat nyari oleh-oleh karena besokannya udah harus balik ke Jakarta. Dan tempat tujuan kita tidak lain dan tidak bukan adalah Malioboro dan Pasar Beringharjo.



Sebenarnya, gue bukan tipikal orang yang suka diribetin untuk dititipin oleh-oleh saat liburan. Gue cuma bakal membelikan oleh-oleh untuk orang-orang yang benar-benar berarti dalam hidup gue dalam artian ini adalah mama. Sisanya gue beli makanan aja buat orang-orang kantor.

Malioboro malam itu rame banget. Entah bener apa enggak menurut sepengamatan gue, pengamen disabilitas menghiasi setiap sudut jalanan Malioboro. Suara mereka berpacu dengan riuhnya lalu lintas.

Setelah puas mengitari Malioboro, gue memutuskan untuk kembali ke hotel. Kereta akan membawa gue ke Jakarat pukul 8 pagi. Terima kasih Jogja, telah menjadi tempat liburan sekaligus pelarian yang menyenangkan. Terima kasih, Jogja. Terima kasih karena sudah mengistimewakan saya selama di sini. Sampai jumpa lagi :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan b...