Langsung ke konten utama

Netizen dan Jempolnya

Pada dasarnya, manusia hidup pasti selalu berkomentar. Jalanan macet, dikomentarin. Kereta penuh, dikomentarin. Bajunya aneh dikit, dikomentarin. Keteknya item, dikomentarin. Bedaknya keputihan, dikomentarin. Udara panas, dikomentarin. Makanan kondangan gak enak, dikomentarin. Pacarnya mantan lebih cantik, dikomentarin. Semuanya dikomentarin. Maha benar manusia dengan segala komentarnya. 


Gak cuma di dunia nyata, manusia juga bisa berkomentar di dunia maya. Mereka disebut juga dengan netizen. Dalam sepemahaman gue, ntah kenapa kalo netizen itu jauh lebih "sadis" kalo berkomentar di dunia maya ketimbang dunia nyata. Mereka cenderung lebih berani, kasar, bahkan cenderung kejam berkata-kata. Mereka berani karena kebanyakan yang berkomentar sadis itu berlindung dibalik akun palsu atau ada yang mengunci akunnya. Biar apa gitu? Ya biar gak ketauan identitas mereka. Yap, pengecutkan? 

Berdasarkan pengamatan iseng gue di media sosial, ada beberapa tipe komentar netizen di Indonesia. Pertama, netizen yang suka ngomentarin fisik orang. Misalnya si selebgram A atau selebtwit B memposting sebuah foto selfienya. Lalu banyak deh tu beragam komentar yang datang. "Salfok sama beleknya", "Alisnya gak simetris tuh khaakk", "Ih ada upilnya", "Lipsticknya aneh warnanya,", "Galfok sama ibu-ibu pake daster di belakang" dan beragam komentar aneh lainnya. 

Pedahal nih ya, bisa aja si selebtwit atau selebgram itu gak minta dikomentarin soal muka atau make upnya. Bisa jadi dia cuma pengen spontan nge-posting fotonya tanpa ada maksud dan tujuan apapun. Dan berpikir gak bakal ada yang ngomentarin. Toh itu cuma sebuah foto. Tapi emang ya netizen Indonesia sedikit kerja banyak julidnya, sampe bisa memperhatikan hal-hal yang tidak amat sangat substansial seperti itu.

Adalagi tipikal netizen yang apapun di-post oleh seseorang, orang itu selalu salah di matanya. Mau si A ngepost foto bahagia, jalan-jalan, lagi makan, dia bakal selalu di suudzonin. "Ih jalan-jalan mulu. Anaknya gak diurusin mbak?", "Makannya gak sehat tuh junkfood terus," ,"Ih pencitraan tuh,". Padahal nih ya, mereka gak punya masalah pribadi dengan si yang dikomen. Tapi gak ada sebab, mereka bisa menjadi benci. Mungkin mereka yang suka komen kayak gitu sarapannya banyak kali ya. Jadi bisa kuat dan punya tenaga buat ngatain dan nyinyirin orang. 

Lalu ada juga tipikal komentar netizen yang suka nyeramahin orang. Dia merasa paling benar hidupnya, pedahal kebenaran hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa. Kayak ada komen "Ih pake hijab tapi kelakuannya begitu", "Mbak, pake hijabnya yang bener dong,". Dan yang paling menyebalkan adalah ketika dilihat postingan si pengomentar ini di Instagramnya dia, ternyata foto-foto dia jauh lebih parah. Ada foto dia lepas jilbab, terus di sebelahnya ada foto dia pakai jilbab lagi. Terus ada foto dia yang pake jilbab tapi pake baju dan jeans ketat. Gmz gak?


Sebenarnya ada banyak tipikal komentar netizen yang ada di dunia maya. Tapi gak semuanya sadis kayak yang di atas kok. Ada juga mereka yang masih waras, yang mampu menahan lidah dan jempolnya agar tidak menyakiti hati orang lain. Mereka yang tau bagaimana etika mengeluarkan pendapat tanpa berdebat. Cuma gue lagi niat dan gak niat nulis aja sebenarnya. Makanya udah segini aja ya duluk. Bhay!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan b...