Langsung ke konten utama

Ketika Gue Potong Rambut ala Mbak Dian Sastro

Ntah siapa manusia yang pertama kali mengaitkan ritual potong rambut dengan buang sial. Satu hal yang perlu ditekankan dan digaris bawahi, hasrat gue memangkas habis rambut gue yang katanya tebal, hitam dan terurai panjang ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan buang sial. Semua itu spontan begitu saja terlontar dari hati gue.

Dulu, waktu TK mama selalu bilang kalo gue punya rambut dan alis yang bagus. Rambut gue itu tebal, lurus dan hitam. Beda banget sama kakak gue yang rambutnya super tipis dan klimis. Setiap berangkat ke sekolah gue dengan senang hati menjadi objek eksperimen mama yang suka mengepang rambut gue dengan berbagai gaya. Gak cuma dikepang, tapi juga ditambahin dengan berbagai macam jepitan. Dan gue manut aja kala itu. *Anak manis :)

Saking panjangnya rambut gue, gue jadi lupa kapan terakhir gue potong rambut. Sebetulnya rambut gue gak pernah mempunyai masalah yang berarti selain suka rontok. Cuma gue agak sedikit jenuh aja dengan potongannya yang udah gak jlz kayak hubungan kita. Jadi maaf ya ram (kalo gue panggil "mbut" kedengarannya ko' rancu ya), kamu saya potong dulu.

Alhasil setelah mengumpulkan niat dan tekad, gue pun pergi ke sebuah salon yang berada di kawasan Harapan Indah, Bekasi. Berhubung gue berhijab, gue gak terlalu memusingkan model rambut yang bakal gue pilih. Jadilah gue meminta ke si mbak mbak salonnya dipotong model bob ala ala Dian Sastro. Kali aja nanti gue bisa secantik Cinta dan bisa dapet jodoh kaya Rangga. *ngimpi Meut

Untungnya gue bukan Dian Sastro yang ketika memutuskan untuk memangkas habis rambutnya menjadi pendek dan menjadi trending topic di jagad Twitter. Bahkan sampai memunculkan perdebatan dari para haters dan loversnya. Gak main-main, mereka bahkan terbagi atas dua kubu, yaitu #timrambutpanjang dan #timrambutpendek. Ada yang mengatakan Dian lebih cantik dan feminim kalau berambut panjang, dan ada yang memuji Dian jauh lebih segar dengan rambut pendeknya. Kalau gue sih, emang dasar Mbak Diannya udah cantik ya mau diapain juga tetap cantik. #orangcantikmahbebas

"Mbak, gak sayang ini rambutnya kan bagus, tapi malah dipotong," kata si kapster salon sambil ngelus-ngelus rambut gue.

*Dalem hati gue* udah bagus gue ke salon lo potong rambut lo ada pemasukan. Eh malah bawel..Tapi itu urung gue katakan. Gue cuma memberikan senyum gue yang gak manis ke si mbak kapster itu.

Ini sudah hari ke-4 gue dengan penampilan baru gue. Salah satu efek positif memiliki rambut pendek ini adalah durasi mandi gue jadi lebih cepat. Gak perlu lama kalo sampoan dan kondisyeneran. Hemat waktu banget. Meski berbagai komentar datang dari orang-orang terdekat gue. Ada yang positif ada juga yang bikin gue KEZAL.


Sapitri
"Potongan rambut lo sama sekali gak ada kaya Dian Sastro, tapi malah kaya pacarnya Boboho"

Bandi
Gue : Ban, gue potong rambut dong. Bondol. Hahaha
bandi : lo kutuan?
Gue : Bandi bangsyaaatt..

Kakak
"Sukaaak. Secara aq penggemar rambut pendek.."

Amel
"Mbak, seriusan? Pendek banget kaya lakik? Buang sial ya?"

Mbak tika
"Boong banget lo potong rambut gini pasti ada sesuatu. Lo stress ya?"

Mendengar komentar dari beberapa orang terdekat gue ini gue cuma bisa mengurut dada. Niat hati pengen kaya Mbak Dian, tapi kata Dini gue malah kaya pacarnya Boboho. Ya sudah lah ya, toh juga nanti rambut gue bakal numbuh lagi. Gak ada penyesalan sama sekali kok buat gue. Rambut memang mahkota wanita. Tapi gue lebih nyaman mahkota gue ini ditutupi dengan hijab. Cukup nanti pria yang beruntung menjadi suami gue aja yang tau gimana bagusnya rambut gue. Ya gak?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Terima Kasih Pak B(r)ambang

Sejak resmi menyandang status sebagai " istri " (IYA IYA), otomatis segala urusan dunia perdapuran dan perkulkasan menjadi tanggung jawab gue. Tugas gue cuma ngisi dan belanja doang sih, tapi tetep uangnya dari Mas Suami. HaHaHa. Jadi, salah satu rutinitas gue setiap minggu adalah mengisi kulkas dengan berbagai macam buah. Ini gue lakukan sebagai langkah kecil menuju Indonesia Sehat 2019 dengan bertekad rutin makan buah. Mulai dari mangga, pisang, buah naga, jeruk, pir, pokoknya segala macam buah.  Tapi problemnya, sebagai bu ibu " snob ", indra penciuman gue belum mampu untuk membedakan mana buah yang masih mengkal, matang, atau busuk. Suka selalu salah beli. Kadang masih mengkel-lah, kadang busuklah, kadang asemlah, dan kadang-kadang bener alias matengnya pas. Ini akibat kalo lagi belanja buah sendiri, gue cuma mengandalkan bagian divisi alam bawah sadar aja. Please jangan bully aqu~ Pernah suatu hari gue beli mangga di pinggir jalanan deket rumah, g...