Langsung ke konten utama

(Mencoba) Berdamai Sama Jam Biologis yang Gak Logis


Setiap makhluk hidup perlu beradaptasi. Seperti yang pernah kita pelajari saat bangku SD, adapun tujuan makhluk hidup beradaptasi adalah agar bisa mengatasi tekanan dan bisa bertahan hidup di lingkungannya. 

Jadi, kurang lebih hampir tiga tahun lamanya gue terbiasa dengan jam kerja macam Pegawai Negeri Sipil (PNS) yakni dari jam 9-5 sore. Jarang lho, jam kerja di media bisa seteratur ini. Itu karena kerjaan gue saat itu adalah nge-handle internal media sebuah perusahaan telekomunikasi, otomatis jam kerja gue ngikutin jam kerja mereka. Berangkat pagi bareng pak suami, makan siang jam 12, pulang jam 5. Begitu terus selama tiga tahun belakangan. 

Semua baik-baik saja sampai suatu hari gue memutuskan untuk melepaskan "my comfort zone". Ya namanya hidup, kadang kita butuh sebuah tantangan biar gak ngebosenin (tapi giliran dikasi tantangan, malah ngeluh bahkan nangis-nangis. Hahaha siapa eeaa?)

Setiap memulai sesuatu kebiasaan yang baru, tentu gak semudah itu, Ferguso.  Ada pergolakan sengit, pertumpahan air mata, konflik vertikal yang terjadi antara bathin VS badan. Si Bathin bilang ayooook, Si Badan bilang ogah. Terus aku kudu piye, Maemunah?

Semenjak bekerja di salah satu stasiun televisi yang berkiblat ekonomi di Indonesia, otomatis hidup gue berubah. Literally berubah kalo kata anak Jaksel. Mulai dari tanggung jawab kerjaan,  rules kerja, jam kerja, jam bangun, jam tidur, semua berubah. Yang biasanya gue jam 7 itu udah duduk manis di rumah, sekarang? Tunggu duluuu. 

Setiap keputusan yang kita ambil dalam kehidupan, pasti ada konsekuensinya. Gue paham betul hal itu. Begitu juga halnya ketika gue memutuskan untuk pindah kerja. 

Dari awal gue apply job ini, gue udah mewanti-wanti pak suami soal jam kerja gue, dan dia maklum. Beruntungnya gue punya partner hidup yang mendukung setiap keputusan positif yang gue buat. Itu yang gue syukuri. 

Nah, kembali lagi ke topik awal, di kantor yang baru ini sejujurnya penuh dengan tantangan buat gue. Seru sih. Tuhan itu baik banget ya ngejawab doa hambanya. Dia bener-bener memberi apa yang gue butuhkan yaitu: tantangan baru 😆 

Yaudah, jam kerja yang tadinya dari pagi ke sore, sekarang berubah jadi pagi ke malam. Kerjaan yang tadinya cuma ngedit, sekarang nambah gue punya tanggung jawab jadi kreatif juga. Capek? Pastilah. Namanya juga gue manusia biasa. Boong banget kalo gue ga capek. 

Tapi, makin ke sini gue makin sadar, semua itu hanya masalah waktu dan kebiasaan aja. Dulu jam biologis gue bekerja dari pagi sampe sore, sekarang pagi sampe malam atau bahkan sekali-sekali tengah malam. 

Untungnya gue tipikal orang yang gak terlalu sulit beradaptasi. Kalo boleh jujur nih, Minggu pertama di kantor baru itu berat, Milea. Kamu gak bakal sanggup. Bahkan pernah di suatu malam gue nangis ke Pak suami karena gue stres. Saking stresnya, gue pengen berubah aja jadi buah-buahan. Gak mau jadi manusia.

Tapi gue mikir lagi, buat apa sih gue stres? Toh ini yang gue mau kan?  Toh pak suami fine-fine aja. Masa sih gue secupu ini. 

Makanya dari sekarang, gue berusaha menikmati apapun prosesnya di sini. Ya namanya juga belajar, pasti ada kebentur. Kalo gak kebentur itu namanya berjalan. Bukan belajar. 

Ngomong-ngomong meut, itu script udah jadi belum eaaaaa? 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Terima Kasih Pak B(r)ambang

Sejak resmi menyandang status sebagai " istri " (IYA IYA), otomatis segala urusan dunia perdapuran dan perkulkasan menjadi tanggung jawab gue. Tugas gue cuma ngisi dan belanja doang sih, tapi tetep uangnya dari Mas Suami. HaHaHa. Jadi, salah satu rutinitas gue setiap minggu adalah mengisi kulkas dengan berbagai macam buah. Ini gue lakukan sebagai langkah kecil menuju Indonesia Sehat 2019 dengan bertekad rutin makan buah. Mulai dari mangga, pisang, buah naga, jeruk, pir, pokoknya segala macam buah.  Tapi problemnya, sebagai bu ibu " snob ", indra penciuman gue belum mampu untuk membedakan mana buah yang masih mengkal, matang, atau busuk. Suka selalu salah beli. Kadang masih mengkel-lah, kadang busuklah, kadang asemlah, dan kadang-kadang bener alias matengnya pas. Ini akibat kalo lagi belanja buah sendiri, gue cuma mengandalkan bagian divisi alam bawah sadar aja. Please jangan bully aqu~ Pernah suatu hari gue beli mangga di pinggir jalanan deket rumah, g...