Langsung ke konten utama

Lebih Dari Sekedar Cakue

Sebenarnya, gue orangnya gak terlalu suka ngemil. Tapi emang Tuhan Maha Bercanda ya, dia menjodohkan gue dengan lelaki yang doyan banget makan. Sialnya, sebanyak apapun dia makan, badannya mah segitu-gitu aja. Beda dengan gue, makannya dikit tapi melarnya banyak. Sedi aq tu~

foto: Meutia Febrina

Alkisah, pada hari Minggu (16/9) gue dan Mas Suami bertamasya ke Pasar Baru. Di bawah teriknya matahari Jakarta, gue dan mas suami menyusuri pertokoan di sepanjang Pasar Baru. Seperti pekan-pekan sebelumnya, Pasar Baru memang selalu ramai oleh penduduk Ibu kota. Ada yang belanja, ada yang mau kulineran, ada juga yang sekedar melihat-lihat aja alias gak belanja dan gak juga kulineran. Suka-sukalah.

Setelah puas jalan-jalan dan keliling (dan dijajanin sendal jepit yang gak ramah di kantong Rp40 rebu wkwkwkw), mas suami ngajakin gue untuk beli cakue buat oleh-oleh. Emang dasarnya gue anaknya mau-an, ya udah kitapun langsung menuju ke Cakue yang udah termahsyur se-JKT, yaitu Cakue Ko Atek.

Buat yang belum tau, Cakue Ko Atek adalah salah satu kuliner yang wajib dicoba kalau lagi di Pasar Baru. Letaknya persis di samping Bakmi Gang Kelinci dan depanan dengan Bakmi Aboen. Pokoknya kalau udah nemu Bakmi Gang Kelinci, kios cakue Ko Atek ini pasti keliatan. 

Kios Ko Atek ini supermini sekali dan sangat sederhana. Tapi jangan salah, di dalamnya banyak dipajang foto-foto Ko Atek yang udah berjalan-jalan ke luar negeri. Ada di Hong Kong, Singapura, Malaysia, dan China. Selain itu, dipajang juga beberapa artikel yang memuat tentang kelezatan cakue bikinannya yang sudah melegenda. 

FYI, Cakue Ko Atek ini sudah ada sejak tahun 70an lho. Ko Atek adalah generasi kedua yang meneruskan usaha ini dari ayahnya. Meski sudah berusia 60 tahun, Ko Atek masih sangat lihai dalam mengaduk, membanting, dan menggulung adonannya.

Dia juga ramah banget. Pembelinya suka diajak bercanda sama dia biar gak BT. Trus yang buat gue amaze adalah suaranya beneran mirip Bim Bim Slank lho alias serak serak gitu. 

Di dalam kiosnya Ko Atek gak cuma menjual cakue, tapi juga kue bantal. Untuk satu buah cakue dan kue bantal dihargai sama-sama Rp4.000. Kiosnya buka dari pagi, dan tutup kalo cakuenya habis. Sehari-harinya, dia cuma dibantu satu orang asisten yang bertugas menggoreng cakue dan kue bantalnya. Iseng gue tanya, kenapa Ko Atek gak merekrut satu karyawan lagi. Kata Ko Atek "Saya kalo dibantu justru jadinya lama," ujar pria penyuka Andy Lau ini. 

Buat kamu yang pertama kali beli cakue di sini, harus ekstra sabar ya ngantrinya. Karena yang beli cakue dan kue bantal Ko Atek itu gak tanggung-tanggung. Ada 20-30 sampe bahkan 50. Gue kemarin lagi beruntung, yang ngantri gak begitu banyak. Begitu gue abis gue belanja, antriannya jadi banyak banget karena makin siang. 

Tapi gue berani jamin, antrian lo itu bakalan worth it kok dengan rasa cakue dan kue bantal bikinan Ko Atek. "Orang kalo mau sabar, pasti buahnya manis," kata Ko Atek.

Bicara soal rasa, seperti yang gue bilang di atas kalo gue berani jamin rasa cakue dan kue bantalnya  Ko Atek ini endolita binggo. Cakuenya lembut sekali, enak di gigit, meskipun gue gak langsung makan karena gue bungkus dan bawa pulang. Kuahnya yang merupakan pasangan makan cakue juga gak kalah segar. Gue gak tau lagi gimana cara mendeskripsikan kelezatannya dalam kata-kata. 

Kue bantalnya juga gak kalah enak, lho. Manisnya passss. Lembut juga. Kuenya gak terlalu padat, jadi gak seret kalo ditelan. Ko Atek kayaknya dianugrahkan tangan sakti yang bisa meracik adonan yang rasanya pas. 

Ko Atek bilang, kalo dia gak pernah ngitung-ngitung berapa untung dengan berjualan cakue dalam sehari. "Urusan itung menghitung dan timbang-menimbang itu tugasnya Tuhan di akhirat nanti, Mbak. Bukan tugas kita," kata dia ke gue. 

Dan aqupun terdiam. Speechless :"")


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Menikah: Tentang Mencintai Sedalam-Dalamnya, Memaafkan Seluas-Luasnya

Sejujurnya nih ya, gak ada seujung kukupun gue punya hak ngasi wejangan apapun soal pernikahan. Wong gue baru menikah bulan September lalu. Tapi berhubung karena ini blog gue dan gue bebas mau nulis apa, ya udah la ya... Mungkin di luaran sana banyak buku yang menulis tentang "Key secret to succesful marriage" atau "How to have a happy marriage" atau buku-buku tentang pernikahan yang bahagia lainnya. Tapi gue gak yakin ada manusia yang mencoba mempraktekkan apa yang tertulis di buku tersebut 100 persen. Gue pikir gak ada rumus baku yang mengajarkan bagaimana menciptakan pernikahan yang awet dan harmonis. Setiap manusia itu berbeda-beda. Yang tau karakter pasangan kita adalah kita sendiri. Jadi ya, yang tau caranya ya (mungkin) kita.  Beberapa minggu sebelum menikah, gue sempat meminta nasihat dari orang-orang terdekat gue.  Banyak banget saran dan masukan yang gue dapat. Ada yang bilang, kalo sudah punya pasangan nanti jangan membanding-bandingkannya d...