foto: plukme.com |
Memasuki usia 20an, pergi ke kondangan bisa jadi salah satu agenda wajib tiap akhir pekan. Mungkin karena massive-nya kampanye gerakan menikah muda di sosial media akhir-akhir ini, banyak anak muda yang 'terjebak' frasa: bahwa apapun masalahnya, solusinya adalah menikah. Helehhh~
Ngomong-ngomong soal pergi kondangan, ada hal-hal yang sering jadi ghibahan orang-orang di belakang kalo abis pulang kondangan. Hal-hal remeh yang sebenarnya gak substansial sama sekali untuk dibahas. Tapi karena udah sering gue denger dari orang-orang sekeliling gue, ya udah gue tulis aja di blog ini.
Sebenarnya, niat gue dari tulisan ini ingin mengajak pembaca blog gue untuk gak nyinyir terhadap pesta pernikahan seseorang. Karena, (berdasarkan pengalaman gue dan isi hati temen-temen yang udah menikah) mengadakan sebuah pesta pernikahan itu gak mudah dan gak murah. Ada materi, waktu, hingga tenaga yang harus dikorbankan. Ada jutaan peluh keringat yang tak terhitung jatuh. Dan itu gak cuma satu orang, tapi banyak orang. Masih tega nyinyirin?
Pertama, mereka yang suka nyinyirin katering di kondangan. Ini paling sering ditemuin. Kateringnya ga enaklah, keasinanlah, baksonya lembek, dimsumnya gak aesthetic, es krimnya cuma dingin 78 persen, potongan batagornya gak simetris, dan hal-hal remeh lainnya yang sebenarnya gak penting untuk disebut.
Jadi gini ya gaes. Kalian datang ke kondangan cukup tinggal makan aja, hahahihi, foto-foto, dan dikasi souvenir gratis pula, apa haknya ngomenin masakan orang? (Mending kalo ngamplopnya banyak, udah gak ngamplop pake komplen pula).
Kedua, mereka yang suka ngomentarin riasan pengantin. Gue, secara bangga memproklamirkan diri masuk dalam barisan #AntiPanglingPanglingClub. Sampai detik ini, gue gak paham dimana esensinya kalo make up nikahan itu harus manglingi. Harus beda. Harus ini. Harus itu. Kenapa harus manglingi sih? Toh nanti hari-harinya si suami melihat istrinya juga gak bakal tiap hari pake make up.
Mereka yang nyinyirin riasan make up pengantin mungkin gak tau gimana perjuangan si pengantin merawat wajahnya. Ada yang sampe harus bener-bener menjaga pola makannya, diet ketat, sampai harus bolak-balik ke dokter yang of course mengeluarkan duit yang gak sedikit. Jadi wahai kalian yang nyinyir, emang mau bayarin?
Ketiga, mereka yang suka ngomentarin souvenir dari pengantin. "Souvenirnya biasa aja, tidak useful" atau "Tambah 3 dong, masa cuma 1". Untuk kasus souvenir yang dibilang aneh atau jelek, kalian yang belum menikah mungkin gak tau berapa budget total yang harus disediakan untuk menyelenggarakan sebuah resepsi pernikahan. Tau yang namanya prioritas gak? Mungkin, sang pengantin lebih memprioritaskan hal yang lebih urgent seperti budget buat katering atau pelaminan, ketimbang harus mengeluarkan budget yang lebih buat sebuah souvenir yang hanya akan berakhir menjadi sebuah pajangan.
Untuk kasus tamu yang suka minta tambahan souvenir tanpa mikir lagi, ini juga nih. Souvenir dibeli sesuai dengan jumlah tamu undangan. Memang, rata-rata si pengantin biasanya melebihkan saat membeli souvenir. Tapi sebagai tamu yang bijak, ya harusnya kita tau diri kalo satu undangan biasanya diberi satu souvenir.
Keempat, mereka yang suka komen soal antri kalo lagi ambil makan. Mungkin kasus ini berlaku buat kondangan yang diadakan dalam gedung. Ya gimana ya. Namanya juga resepsi, pasti rame tamu dan tumpah ruah orang. Sebagai manusia yang bijak tentu kita harus membudidayakan antre biar tertib. Lagian kalo mau makan gak pake antri ya makan aja di rumah sendiri. Gampang tho?
Kelima, soal akses. Biasanya, yang suka dinyinyirin adalah kalo acaranya resepsinya diadakan di rumah. Udahlah rumahnya jauh (di Bekasi) *peace gengs*, terus dalam gang, jalannya belok-belok pula. Ya, kita harusnya maklum. Mungkin si pengantin gak punya cukup budget untuk mengadakan pesta di dalam gedung.
Terakhir adalah soal waktu. Resepsi yang diadakan di gedung biasanya berdurasi 2-3 jam. Kecuali kamu #crazyrichjakartans, kamu bisa bebas menyewa gedung berapa jam yang kamu mau. Sebenarnya, permasalahan waktu ini bisa diatasi kalo si tamu datang lebih awal. Jadi gak usah nyinyir kalo waktu kondangannya sebentar banget ya. Itu salah elo~
Jadi namanya juga manusia, apapun bikinannya pasti jauh dari kesempurnaan. Sebagai tamu kita sebaiknya memaklumi dan mengapresiasi apa yang sudah disuguhkan yang punya acara. Bahwa sekali lagi, mempersiapkan sebuah resepsi itu gak mudah dan gak murah. Daripada energi kamu kebuang buat nyinyir, lebih baik kita doain aja semua yang baik-baik buat kebahagiaan si pengantin. Kali aja, abis itu kamu gak jomblo lagi dan bisa ikut nyusul juga ke pelaminan. Like dan aminkan tulisan ini...
Komentar
Posting Komentar