Langsung ke konten utama

Berjarak Agar Tetap Berdetak..

Sudah seminggu ini lamanya gue kerja dari rumah atau Working From Home (WFH). Cepatnya penyebaran virus Covid-19 ini membuat gue terpaksa harus mengurung diri di rumah alias melakukan social distancing. 

Diantara jutaan manusia di luar sana, gue termasuk beruntung. Iya, beruntung aja. Kondisi gue yang lagi hamil besar menjadi penyelamatnya. Tapi gak juga. Di sisi lain gue tetep khawatir. Khawatir jika virus brengsek ini berhasil masuk ke badan gue. Makanya gue berusaha sekali menjaga semuanya agar baik-baik saja. 

Setiap menit, setiap jam, setiap hari, gue menyaksikan bertambahnya jumlah orang yang meninggal dan terinfeksi virus ini. Sedih? Iya. Takut? Apalagi. Tapi, sebagai warga negara yang baik, patuh dan membayar pajak, gue cuma bisa menjalankan himbauan pemerintah untuk #dirumahaja, sembari terus berdoa ini cepat berlalu.

Berkali-kali gue membaca pesan di handphone dari para rekan dan sahabat, semua sama: kami semua rindu. Rindu suasana kantor, rindu berdesak-desakan di transportasi umum, rindu riuhnya Jakarta dengan segala problematikanya. 

Tapi keadaan sekarang ini sangat tidak memungkinkan untuk melakukan itu semua. Yang terbaik untuk saat ini hanyalah berdiam diri di rumah. Melakukan kegiatan yang produktif agar tidak stres, mencoba hal baru, atau menyibukkan diri. 

Dengan menjaga jarak, kita bisa menyelamatkan nyawa orang-orang yang ada di sekitar kita. Dengan menjaga jarak, kita bisa ringankan tugas para dokter, perawat dan tenaga medis. Dengan menjaga jarak, kita bantu bersama-sama untuk pulihkan bangsa ini 

Bosan? Pasti. Jenuh? Jangan ditanya. Biarlah dulu begini, asal nanti kita bisa berkumpul dan bercerita lagi..

Taken by: Bapak Suami dalam perjalanan 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Menikah: Tentang Mencintai Sedalam-Dalamnya, Memaafkan Seluas-Luasnya

Sejujurnya nih ya, gak ada seujung kukupun gue punya hak ngasi wejangan apapun soal pernikahan. Wong gue baru menikah bulan September lalu. Tapi berhubung karena ini blog gue dan gue bebas mau nulis apa, ya udah la ya... Mungkin di luaran sana banyak buku yang menulis tentang "Key secret to succesful marriage" atau "How to have a happy marriage" atau buku-buku tentang pernikahan yang bahagia lainnya. Tapi gue gak yakin ada manusia yang mencoba mempraktekkan apa yang tertulis di buku tersebut 100 persen. Gue pikir gak ada rumus baku yang mengajarkan bagaimana menciptakan pernikahan yang awet dan harmonis. Setiap manusia itu berbeda-beda. Yang tau karakter pasangan kita adalah kita sendiri. Jadi ya, yang tau caranya ya (mungkin) kita.  Beberapa minggu sebelum menikah, gue sempat meminta nasihat dari orang-orang terdekat gue.  Banyak banget saran dan masukan yang gue dapat. Ada yang bilang, kalo sudah punya pasangan nanti jangan membanding-bandingkannya d...