Langsung ke konten utama

Surga Itu di Bawah Telapak Kaki & di Masakan Ibu

Gue: Bu, aku lagi pengen makan donat. Sabtu ajarin cara bikinnya ya

Ibuk : Okee

*Sabtu pagi jam 8an gue bangun dengan penuh semangat

Gue: Buk, ayukkk bikin donat

Ibuk: Itu udah jadi donatnya

Gue: *melongooo*

foto lama

Ibuk (mertua gue) selalu bangun pagi. Bahkan jauh lebih awal dari gue dan pak suami. Setiap pagi tangannya yang walaupun sudah keriput dan mata terkantuk, tapi ia tetap lihai mengiris bawang, memotong cabai, dan merajangnya kecil-kecil. Rasa perih, atau panas terkena cipratan minyak mungkin sudah biasa baginya. Tapi tak pernah ia hiraukan.

Biasanya, ibuk memulai menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak besok pagi pada malam sebelumnya. "Kalo disiapin besok pagi, duh gak bakal kekejar", katanya pada gue.

Setiap malam dia duduk di lantai, mengiris bahan makanan yang akan dimasak sambil menonton sinetron kesukaannya "Cinta Yang Hilang". Kadang sesekali gue bantu, tapi lebih sering enggak. Ya gimana, gue bukannya mempermudah kerjaan beliau. Tapi malah membuat dia makin repot gara-gara gue.

Setiap pagi saat gue dan pak suami mau siap-siap ke kantor, dua kotak bekal sudah tersusun rapih di atas meja. Nasi, sayur, dan lauk lengkap tersedia di dalam bekal. Ibuk gak pernah lupa menaruh sambel di dalam bekal gue, karena dia tau kalo gue paling gak bisa makan kalo gak ada sambel. Bahkan dia juga hapal betul takaran porsi nasi gue dan pak suami.

Ibuk kalo masak jarang pake mecin. Sebagai anak minang yang tumbuh dan besar dengan masakan yang penuh dengan bumbu, awalnya gue kurang terbiasa. Aneh aja gitu rasa makanannya. Tapi ya karena demi kesehatan, makin ke sini gue makin terbiasa.

Kelak, gue pengen bisa masak seenak dan sejago beliau. Apapun makanan yang lagi gue pengen bikin, dia selalu bilang "bisa". Dia selalu mengusahakannya buat gue.

Gimana rasa masakan ibuk? Semenjak kenal dengan beliau, gue baru menyadari (kalo kata mbak nia) surga itu gak cuma ada di bawah telapak kaki ibu, tapi juga dimasakan ibu. Terima kasih, buk. Semoga ibuk selalu sehat ya. Aamin.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Hal-Hal yang (Mungkin) Cuma Dialami Oleh Cewek Berwajah Jutek

Dianggap galak, judes, sombong, bahkan bengis... #wesbiyasa Punya muka berparas jutek dari lahir memang serba gak enak. Dibilang sombong, gak ramah, bahkan bengis. Gak jarang, muka yang jutek atau galak juga sering dijadikan sumber permasalahan mengapa gue masih menjomblo sampai sekarang. Padahal mah gak ada hubungannya juga dan emang belom ada aja yang pas di hati gue. Gak nyari juga sih, karena bukan itu prioritas hidup gue saat ini. *Apa salah Hayatiiii... Sempat terbersit pengen nyalahin bokap nyokap gue kenapa 'menciptakan' gue cetakannya begini. Tapi urung gue lakukan takut di cap anak durhaka :|. Mending kalo dikutuk jadi Chelsea Islan atau jadian sama Chris Martin gitu. Tapi kalo dikutuk jadi batu kaya Malin Kundang gimana? Kalau udah begini yaudah la ya, disyukuri saja setiap inchi apa yang sudah diberikan oleh Gusti Allah. Gitu aja kok repot, kata alm Gus Dur.  Selain dianggap galak, bengis dan sombong, berikut hal-hal apalagi yang sering dialami oleh perempuan b...