Langsung ke konten utama

Dialog Diri: Sebuah Proses Menerima

Ada beberapa hal yang sulit dalam hidup. Selain memutuskan pilihan antara makan rendang atau gulai udang, hal paling sulit lainnya dalam hidup menurut gue adalah proses menerima- dalam hal apapun itu.

Sebagai manusia yang terlahir dengan DNA ego yang tertanam di dalam setiap sel tubuh gue, proses menerima itu menjadi sulit karena seolah-olah harus meruntuhkan sebagian harga diri gue. Ada semacam "tembok" besar yang terbendung di pikiran gue, kalo gue gak harus menerima begitu saja hal-hal yang tidak sesuai dengan ego gue. Egois memang. Ya, begitulah gue.

Tapi, hidup gak didesain untuk mengikuti mau gue aja. Berkali-kali gue dibuat menangis sejadi-jadinya dan berdarah berkali-kali karena mau gak mau gue harus mau "menerima" banyak kenyataan. Menerima kalo gue pernah kehilangan, menerima kalo gue harus kalah, dan menerima kalo otak manusia itu pada dasarnya diciptakan sama, tapi cara menggunakannya saja yang berbeda. Yap. Menerima ternyata serumit itu.

"Gak, Meut. Menerima sebenarnya gak serumit itu kalo lo punya hati yang lapang," kata Meutia kepada Meutia.

Makin ke sini, gue berusaha memperluas kapasitas hati gue. Susah? Iya, susah banget. Tapi itu awalnya aja. Tapi ke sininya gue merasa seperti lebih tenang. Mungkin karena gue semakin banyak dihadapkan dengan hal-hal yang gak sesuai dengan "kacamata" gue kali ya, gue semakin terlatih untuk bisa menerima hal tersebut. 

Tapi gue garisbawahi di sini, menerima bukan berarti pasrah. 

canvartclub

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kenapa Cewek Suka Lama Kalo Dandan?

Kaum pria di luar sana sudah semestinya paham mengapa setiap mau pergi entah itu pacaran atau hang out, wanita suka lama kalo dandan. Ada sekelumit 'ritual' yang harus dilalui oleh kaum wanita demi mendapatkan penampilan yang epik di mata dunia (kamu). Dan percayalah, itu gak mudah :') Kecuali kamu perempuan tomboy yang gak pernah berurusan dengan lipen, baju, gaya hijab, hingga alis, mungkin gak bakal mengalami hal-hal di bawah ini. Spesifically , gue yang wanita yang sangat menjunjung tinggi 5K (Kebersihan, Kerapian, Keindahan, Ketertiban dan Keamanan (?) , gue butuh waktu dua kali lebih lama untuk berdandan dibanding wanita normal pada umumnya. Kenapa? Mari gue jabarkan satu persatu ya saudara-saudara. Mandi Ritual umum yang dilakukan pertama kali adalah mandi seperti biasa. Mong omong, mandi versi gue itu terdiri atas 2 bagian : keramas dan gak. Kalo gue mau ketemuan sama gebetan biasanya gue keramas dulu lengkap dengan kondisyenernya biar ala-ala. Tapi kalo ...

A new chapter

Hai!  Gue baru beres-beres blog gue yang sudah lama tidak terurus ini. Ganti layout, ganti tema, download sana download sini, sambil sesekali ngerecokin Mas Asep yang duduk sebelah gue lagi sibuk naikin berita. Maklum, gue sangat awam dengan dunia per-blog-an. Jadinya gue bawel nanya muluk. Hari ini gue lagi gabut banget karena deadline majalah udah kelar dan gak tau mau ngapain lagi. Daripada gue yutuban ga jelas, mending gue melakukan sesuatu yang bermanfaat mumpung lagi puasa juga (ga ada hubungannya juga sih..) New chapter, new beginning. Judul ini memiliki makna yang dalem (sumur keleus) dalem buat gue. Terlebih dua bulan terakhir ini hati gue diombang-abing dan dibolak-balik oleh Sang Maha Kuasa, karena DIA masih sayang sama gue. Meski kadang gue masih suka abai dengan perintah-NYA :"). Dua bulan terakhir ini gue berusaha keras menata kehidupan gue yang almost destroyed ini. #lebay Pertama, gue pindah rumah sekarang. Eh maksudnya, gue pindah numpang hidup s...

Terima Kasih Pak B(r)ambang

Sejak resmi menyandang status sebagai " istri " (IYA IYA), otomatis segala urusan dunia perdapuran dan perkulkasan menjadi tanggung jawab gue. Tugas gue cuma ngisi dan belanja doang sih, tapi tetep uangnya dari Mas Suami. HaHaHa. Jadi, salah satu rutinitas gue setiap minggu adalah mengisi kulkas dengan berbagai macam buah. Ini gue lakukan sebagai langkah kecil menuju Indonesia Sehat 2019 dengan bertekad rutin makan buah. Mulai dari mangga, pisang, buah naga, jeruk, pir, pokoknya segala macam buah.  Tapi problemnya, sebagai bu ibu " snob ", indra penciuman gue belum mampu untuk membedakan mana buah yang masih mengkal, matang, atau busuk. Suka selalu salah beli. Kadang masih mengkel-lah, kadang busuklah, kadang asemlah, dan kadang-kadang bener alias matengnya pas. Ini akibat kalo lagi belanja buah sendiri, gue cuma mengandalkan bagian divisi alam bawah sadar aja. Please jangan bully aqu~ Pernah suatu hari gue beli mangga di pinggir jalanan deket rumah, g...