Akhir-akhir ini gue lagi suka banget dengan kata-kata ‘jeda’.
Biarpun terdengar simpel, tapi kata ini terdengar sangat indah buat gue. Ya,
mungkin memang tergantung interpretasi masing-masing juga sih sebenernya.
Jeda bagi gue adalah sebuah tempat peristirahatan. Dimana dia
meminta gue untuk berhenti sejenak, setelah gue berjalan sangat jauh. Jeda bagi
gue adalah sebuah kedamaian, ketika gue sudah lelah berjuang, dan menemukan
tempat untuk bersandar walaupun sebentar. Jeda bagi gue adalah semangat baru.
Bisa dibayangkan jika dunia ini tanpa jeda. Pasti manusia
akan bekerja terus menerus hingga lupa waktu. Manusia tidak akan pernah puas
dengan apa yang didapatnya, karena selalu ingin yang terbaik. Manusia bahkan
juga bisa kelelahan karena tidak memiliki waktu beristirahat.
Dalam sebuah kalimat, jeda berfungsi sebagai pemberi makna. Bayangkan jika sebuah kalimat tanpa jeda,mungkin kita tidak akan mengerti maksud dari kalimat tersebut.
Apa yang bisa dilakukan manusia saat jeda? Introspeksi diri
adalah hal pertama yang bisa dilakukan saat jeda. Apakah perjalanan yang kita
lakukan ini bermanfaat atau engga. Sejauh mana pengalaman yang sudah kita dapat
dari perjalanan ini. Atau, memutuskan apakah akan terus lanjut atau menyerah.
Semua bisa direnungkan dalam jeda.
Jakarta, Siang hari di bulan Juni.
Komentar
Posting Komentar