Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2020

Beranjak

Kami bertengkar hebat di parkiran tengah malam itu. Dia dengan segala egoisnya, akupun.  "Kalau kamu begini terus, gak bakal ada orang yang tahan dengan kamu. Termasuk saya," kataku setengah berteriak.  Mataku panas, dadaku sesak. Aku tidak punya kata-kata lagi untuknya. Yang ku tau, aku mencintainya. Tapi terkadang mencintainya juga menyakitiku. Dia diam. Membuka bungkus rokoknya, mengambilnya sebatang, kemudian menyalakannya. Dia duduk di atas jok motor tuanya. Dia menjemputku malam itu, dan berencana mengantarku pulang.  "Iya. Saya memang egois. Saya butuh yang mengerti saya. Kalau kamu tidak bisa mengerti, kamu sama aja seperti yang lainnya berarti," katanya. "Saya pikir kamu benar-benar bisa mengerti mau saya. Tapi ternyata tidak," katanya lagi. Dia membelakangiku. Dari belakang ku lihat tubuhnya yang makin kurus, rambut acak-acakan, dan ransel kecil pemberian dariku yang selalu ia bawa kemanapun. Kami berdua terdiam.  Ka...